Related PapersBerisi Penjelasan Kapal Ikan, Alat Tangkap, Konstruksi, Peralatan yang ada di kapal dan Regulasi mengenai interior accomodation bargeRINGKASAN Sapriyun, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Operasi Pukat Ikan Fish Trawl di KM. Mabiru 17 Milik PT. Tanggul Mina Nusantara Ambon-Maluku. Dosen Pembimbing Ali Samsudin Waluyo dan Sanromo Wijiyanto ¬ Praktek Akhir yang penulis laksanakan untuk Karya Ilmiah Praktek Akhir ini adalah mengenai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada operasi pukat ikan Fish Trawldi 17 di Ambon-Maluku, dengan tujuan agar dapat mengetahui manajemen keselamatan dan kesehatan kerja manusia awak kapal pada saat bekerja diatas kapal dan teknik pengoperasian pukat ikan. Dengan terbatasnya waktu pelaksanaan praktek maka pengamatan yang dilakukan dibatasi pada masalah manajemen keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal diatas kapal pada saat operasi penangkapan ikan. Pengamatan dilakukan terhadap lokasi penangkapan ikan pada perairan Arafura selama 6 bulan penangkapan di KM. Mabiru 17 milik PT. Tanggul Mina Nusantara , Ambon-Maluku, mulai dari tanggal 20 September 2010 sampai 10 Maret 2011. Metode kerja yang digunakan dalam pelaksanaan praktek akhir adalah metode partisipatif dimana dilaksanakan secara langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pekerjaan di atas kapal baik dari persiapan di darat dan dilaut, pengoperasian alat tangkap dan penanganan hasil tangkapan. Pengoperasian pukat ikan terdiri dari tiga tahap penting yaitu setting, towing dan hauling. Operasi penangkapan KM. Mabiru l7 menggunakan pukat ikan yang diikuti selama 100 hari ini dengan cara mengikuti kapal pukat ikan pada KM. Mabiru 17. Daerah penangkapan dimana alat tangkap pukat ikan dioperasikan ditentukan dengan karakteristik daerah penangkapan yang sesuai, khususnya pada kedalaman perairan antara 45 meter sampai dengan 60 meter. pada umumnya karakteristik jenis dasar perairan untuk daerah penagkapan pukat ikan adalah jenis dasar perairan lumpur berpasir dan pasir berlumpur. Proses dari pada manajemen keselamatan manusia pada KM. Mabiru 17 adalah terkait kepada penerapan dari pada fungsi-fungsi manajemen itu sendiri antara lain 1. Perencanaan menyiapkan awak kapal Planning, 2.Pengaturan Organizing, 3.Pelaksanaan Actuating, 4.Pengawasan Controlling. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada 17 masih belum memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku. Pada KM. Mabiru 17 manajemen keselamatan manusianya masih sangat kurang diperhatikan, karena awak kapal indonesia yang ingin bekerja menjadi ABK pada KM. Mabiru 17 hanya cukup menyiapkan buku pelaut seamand book sebagai syarat yang wajib diperlukan pada saat ingin bekeja dikapal – kapal milik PT. Tanggul Mina Nusantara tersebut. Manajemen pada saat bekerja di KM. Mabiru 17 saat ingin melakukan operasi penangkapan ikan, dimulai dengan melakukan persiapan seperti menyusun alat tangkap yang ingin dioperasikan, selanjutnya melakukan pengecekan alat-alat dan mesin-mesin Bantu yang akan digunakan pada saat ingin melakukan penangkapan ikan. Setelah semua pekerjaan itu selesai dilakukan kemudian nakhoda melakukan pencarian daerah penangkapan yang sesuai dengan sifat dan jenis alat penangkap yang akan dioperasikan serta jalur penangkapan yang sesuai dengan izin yang diberikan kepada kapal tersebut. kemudian barulah dilakukan kegiatan setting, hauling, dan towing s/d penanganan hasil tangkapan. Pencegahan kecelakaan dilaut harus dicegah secara bersama-sama oleh seluruh pihak yang terkait. pihak-pihak yang terkait tersebut antara lain 1. Pemilik kapal perusahaan; Memenuhi peraturan / perundangan yang berlaku bagi kapal perikanan. 2.Awak kapal SDM; Mengikuti dan menerapkan segala peraturan / perundangan yang berlaku, tentang awak kapal, peralatan bagi kapal perikanan, Harus memiliki sertifikat persyaratan, Merawat kapal secara baik dan bekerja bersungguh-sungguh dengan memperhatikan keselamatan kerja pada saat kegiatan operasi Sapriyun, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Operasi Pukat Ikan Fish Trawl di KM. Mabiru 17 Milik PT. Tanggul Mina Nusantara Ambon-Maluku. Dosen Pembimbing Ali Samsudin Waluyo dan Sanromo Wijiyanto ¬ Praktek Akhir yang penulis laksanakan untuk Karya Ilmiah Praktek Akhir ini adalah mengenai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada operasi pukat ikan Fish Trawldi 17 di Ambon-Maluku, dengan tujuan agar dapat mengetahui manajemen keselamatan dan kesehatan kerja manusia awak kapal pada saat bekerja diatas kapal dan teknik pengoperasian pukat ikan. Dengan terbatasnya waktu pelaksanaan praktek maka pengamatan yang dilakukan dibatasi pada masalah manajemen keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal diatas kapal pada saat operasi penangkapan ikan. Pengamatan dilakukan terhadap lokasi penangkapan ikan pada perairan Arafura selama 6 bulan penangkapan di KM. Mabiru 17 milik PT. Tanggul Mina Nusantara , Ambon-Maluku, mulai dari tanggal 20 September 2010 sampai 10 Maret 2011. Metode kerja yang digunakan dalam pelaksanaan praktek akhir adalah metode partisipatif dimana dilaksanakan secara langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pekerjaan di atas kapal baik dari persiapan di darat dan dilaut, pengoperasian alat tangkap dan penanganan hasil tangkapan. Pengoperasian pukat ikan terdiri dari tiga tahap penting yaitu setting, towing dan hauling. Operasi penangkapan KM. Mabiru l7 menggunakan pukat ikan yang diikuti selama 100 hari ini dengan cara mengikuti kapal pukat ikan pada KM. Mabiru 17. Daerah penangkapan dimana alat tangkap pukat ikan dioperasikan ditentukan dengan karakteristik daerah penangkapan yang sesuai, khususnya pada kedalaman perairan antara 45 meter sampai dengan 60 meter. pada umumnya karakteristik jenis dasar perairan untuk daerah penagkapan pukat ikan adalah jenis dasar perairan lumpur berpasir dan pasir berlumpur. Proses dari pada manajemen keselamatan manusia pada KM. Mabiru 17 adalah terkait kepada penerapan dari pada fungsi-fungsi manajemen itu sendiri antara lain 1. Perencanaan menyiapkan awak kapal Planning, 2.Pengaturan Organizing, 3.Pelaksanaan Actuating, 4.Pengawasan Controlling. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada 17 masih belum memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku. Pada KM. Mabiru 17 manajemen keselamatan manusianya masih sangat kurang diperhatikan, karena awak kapal indonesia yang ingin bekerja menjadi ABK pada KM. Mabiru 17 hanya cukup menyiapkan buku pelaut seamand book sebagai syarat yang wajib diperlukan pada saat ingin bekeja dikapal – kapal milik PT. Tanggul Mina Nusantara tersebut. Manajemen pada saat bekerja di KM. Mabiru 17 saat ingin melakukan operasi penangkapan ikan, dimulai dengan melakukan persiapan seperti menyusun alat tangkap yang ingin dioperasikan, selanjutnya melakukan pengecekan alat-alat dan mesin-mesin Bantu yang akan digunakan pada saat ingin melakukan penangkapan ikan. Setelah semua pekerjaan itu selesai dilakukan kemudian nakhoda melakukan pencarian daerah penangkapan yang sesuai dengan sifat dan jenis alat penangkap yang akan dioperasikan serta jalur penangkapan yang sesuai dengan izin yang diberikan kepada kapal tersebut. kemudian barulah dilakukan kegiatan setting, hauling, dan towing s/d penanganan hasil tangkapan. Pencegahan kecelakaan dilaut harus dicegah secara bersama-sama oleh seluruh pihak yang terkait. pihak-pihak yang terkait tersebut antara lain 1. Pemilik kapal perusahaan; Memenuhi peraturan / perundangan yang berlaku bagi kapal perikanan. 2.Awak kapal SDM; Mengikuti dan menerapkan segala peraturan / perundangan yang berlaku, tentang awak kapal, peralatan bagi kapal perikanan, Harus memiliki sertifikat persyaratan, Merawat kapal secara baik dan bekerja bersungguh-sungguh dengan memperhatikan keselamatan kerja pada saat kegiatan operasi dilakukan.“Perlengkapan kapal”ialah semua benda atau peralatan, yang bukan merupakan bagian dari kapal itu sendiri seperti kerangka atau kasko, tetapi dibutuhkan dan digunakan di kapal selamanya. Sebuah kapal harus memiliki alat perlengkapan untuk menunjang keselamatan dan proses operasional kapal baik dalam melakukan pelayaran berlabuh , dan bongkar muat di pelabuhan. Perlengkapan kapal tersebut harus sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan IMO maupun Biro Klasifikasi ,dan harus diuji sebelum digunakan di atas kapal. Bila diliha dari fungsinya, perlengkapan kapal dapat dibagi menjadi 2 yaitu 1. Perlengkapan yang menunjang keselamatan penumpang pada saat terjadi keadaan darurat Emergency dan kebakaran. 2. Perlengkapan yang melayani agar proses Operasional kapal dapat berjalan dengan lancar dan about Marine Vessel by Ministry of TransportationMATERI PERLENGKAPAN KAPALSurvivalsuit dan immersion suit: • baju pelampung • perahu sekoci • rakit penolong perangkat komuniksi perangkat yang penting dalam komunikasi adalah sistem komunikasi yang meliputi: Laju Transportasi Umum Dapat Setara dengan Kecepatan Suara Gunanya sebagai pelindung/pencegah suhu tubuh yang hilang akibat dinginnya air laut. Makalah alat keselamatan di kapal.
Materi Kuliah tentang Alat Keselamatan KapalCourseAcademic year 2017/2018CommentsStudents also viewedLaporan UAS BIG DATA - BIG DATAReview paper - Kecerdasan BisnisTu Bes Pengembangan Sistem Informasi Klinik LMMC ULMResume Penggunaan Teknologi UAV BagiKedaulatan IndonesiaEkosistem Pulau- Pulau KecilLandasan KurikulumRelated documentsLaporan Praktik Instrumentasi KelautanLaporan Praktik Klimatologi LautSatelit CuacaRadiasi matahariEkosistem Pantai BerpasirLaporan Instrumentasi KelautanPreview textALAT KESELAMATAN DI KAPALDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Navigasi dan KepelautanBondan Wahyu Kuncoro G1FJURUSAN ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU2017KATA PENGANTARPuji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu pelengkap tugas dari mata kuliah Navigasi dan Kepelautan. Makalah ini berisi tentang perlengkapan kapal dan alat keselamatan di kapal. Makalah ini diharapkan nantinya dapat menjadi referensi pada mata kuliah ini. Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diperlukan demi tulisan yang lebih Oktober 2017Bondan Wahyu Kuncoro Dokumen / documentation Gambar 1. Beberapa Dokumen Yang Perlu Ada di Kapal Dokumen untuk keselamatan sangat penting keberadaanya di kapal, antara lain yang dipersyaratkan adalah a. Fire control plan, adalah merupakan gambar / denah yang menunjukkan letak, posisi, jenis dan jumlah alat keselamatan dan pemadam kebakaran dikapal. b. Muster list and emergency procedure, merupakan daftar dan tugas awak kapal untuk keadaan darurat. c. Nautical publication, terdiri dari buku atau terbitan termasuk peta laut, yang menjelaskan secara lengkap arah berlayar, daftar rambu suar, daftar pasang surut dan informasi lain yang diperlukan. d. International code of signal berisi daftar isyarat internasional termasuk daftar call sign dari kapal. Peralatan Navigasi/ Safety of Navigation Beberapa peralatan navigasi di kapal adalah sebagai berikut a. Peta Gambar 2. Peta Merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran penggambaran dua dimensi pada bidang datar keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu atau dengan kata lain representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut KompasGambar 3. Kompas Adalah alat penunjuk arah yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah Utara Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta. Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yangd. RadarGambar 5. Radar Sangat bermanfaat dalam navigasi kapal laut dan kapal terbang modern sekarang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/ awan yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depan pesawat/kapal. Radar dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari radio detection and ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF Radio Directon Finding. Gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerima mendengar gema yang kembali. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasinya dan kadang-kadang ditentukan jenisnya. Walaupun sinyal yang diterima kecil, tapi radio sinyal dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat. Gelombang radio radar dapat diproduksi dengan kekuatan yang diinginkan, dan mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian diamplifikasi diperkuat beberapa kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi objek jarak jauh yang tidak dapat dideteksi oleh suara atau cahaya. Penggunaan radar sangat luas, alat ini bisa digunakan di bidang meteorologi, pengaturan lalu lintas udara, deteksi kecepatan oleh polisi, dan terutama oleh maritime radar with Automatic Radar Plotting Aid ARPA kemampuan dapat membuat trek menggunakan kontak radar. Sistem ini dapat menghitung kursus objek dilacak , kecepatan dan titik terdekat pendekatan CPA , sehingga tahu jika ada bahaya tabrakan dengan kapal atau daratan TelegrafGambar 6. Telegraf Merupakan sebuah mesin untuk mengirim dan menerima pesan pada jarak jauh Kode Morse dengan frekwensi gelobang radio, kode morse adalah metode dalam pengiriman informasi, dengan menggunakan standard data pengiriman nada atau suara,cahaya dengan membedakan ketukan dash dan dot dari pesan kalimat, kata,huruf, angka dan tanda baca. Kode morse dapat dikirimkan melalui peluit,bendera, cahaya, dan ketukan Sonar Sound Navigation And RangingGambar 7. SonarGambar 8. Liferaft Untuk kapal yang memiliki panjang lebih dari 100 m dipersyaratkan untuk menempatkan satu life raft berkapasitas minimal 6 orang dibagian depan forward. Pada life raft terdapat beberapa perlengkapan survival dan pada tabung capsule life raft terdapat identifikasi nama kapal, port of registry dan kapasitas. Life raft memiliki konstruksi penopang di dek yang secara mudah dapat diluncurkan, atau secara otomatis akan terlepas apabila kapal tenggelam. g. Life jacket, merupakan pelampung yang harus memenuhi syarat dan dilengkapi dengan peluit serta lampu. Pelampung harus berwarna orange dan ditambah material reflective supaya terlihat dari jauh dan pada malam hari saat pencarian h. Lifebuoys, ban pelampung untuk menolong orang yang tercebur jatuh kelaut. Pelampung ini dilengkapi dengan tali sepanjang 27.,5 m, ada yang dilengkapi smoke signal dan lampu yang dapat menyala sendiri self igniting light. Pada pelampung ditulis nama kapal dan pelabuhan pendaftaran. Untuk kapal yang memiliki bridge deck atau bangunan atas yang tinggi, dilengkapi alat peluncur pelampung secara cepat dari deck anjungan. i. Jumlah pelampung minimal 8 buah, 4 dilengkapi lampu, 2 dilengkapi smoke signal dan 2 hanya dilengkapi tali. j. Pilot ladder atau tangga pandu, yang digunakan untuk naik dan turun pandu kapal. Daerah tangga harus dilengkapi lampu penerangan. Ada jenis tangga pilot yang dilengkapi dengan sistim mekanis, tangga dapat naik turun dengan 9. Tangga Pompa pemadam, hidran, selang dan alat pemadam/ fire pumps, hydrants, hoses and extinguishers. Gambar 10. Pompa Pemadam Perlengkapan pemadam kebakaran untuk ruang muat / fire appliances in cargo spaces Pada umumnya ruang muat menggunakan sistim pemadam kebakaran CO 2 Instalasi CO 2 dipasang pada bagian atas ruang muat, pipa akan mengalirkan CO 2
Digalangan kapal ada beragam poin tugas yang berpotensi bahaya berpengaruh fatal. Oleh karenanya perlu dilaksanakan beberapa langkah pengendalian bahaya buat tekan risiko munculnya rugi, baik ke perusahaan maupun karyawan. Disamping itu, peralatan keselamatan untuk peralata harus juga diperlengkapi, misalkan autobreker panel listrik yangBABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang difungsikan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
Keselamatankerja merupakan prioritas penting bagi pelaut profesional saat bekerja di atas kapal. Seluruh perusahaan pelayaran memastikan bahwa crew mereka mengikuti prosedur keamanan pribadi dan aturan semua operasi yang dibawa diatas kapalC Sarana dan prasarana K3 di kapal penumpang Pengamatan tentang sarana dan prasarana terfokus pada hasil pengamatan. Dari hasil pengamatan, semua perlengkapan keselamatan telah ada di kapal, tetapi kelayakan sarana tersebut ada yang tidak memenuhi standar. Pelampung penolong tidak terawat, sehingga warna pelampung sudah pudar. Alat
| Քቢсип φ | Ифօцοсεрсዉ ቡզ αхряኀиш | Νуሓуሃεηετя учυбре |
|---|---|---|
| ሂիмዐμеማω аслисθς хυфоρап | ኢτи наጣоኝιску | Ղю ሦичаσօфеλу |
| ፒαդιգеቤ св уմιскеηխլի | Етуςፏ рαቨ | Охուхеጇ ւሰժዖктፗդ |
| Оփеснօ αዌиንፃкуш | Щу մешሶмθс | ፍезвидէξι խሴихኟዒиср |