SilsilahKeturunan Raja Siang. Silsilah raja - raja Siang setelah tampuk pemerintahan Siang dipegang Karaengta Allu adalah sebagai berikut : (1) Masa pemerintahan Daeng Sinjai ini penduduk Agangnionjo semakin meningkat seiring dengan peningkatan dan kemajuan kemakmuran. Setelah beliau wafat, dia digantikan oleh To Maburu Limanna.
SILSILAH RAJA RAJA JAWA SILSILAH RAJA RAJA JAWA Punika Serat Asalipun para penjenengan Nata. Ugi Putra Wayahdhalem sedaya. Kawiwitan saking Hingkang Sinuhun Prabu Brawijaya V, Hingkang Pamungkas. Mugi handadosna kahuningan sarta wonten klinta-klintu kulo nyuwun samodra pangaksami. PADUKA SINUHUN PRABU BRAWIJAYA V PAMUNGKAS di Majapahit tahun 1334. Hingkang Sinuhun Prabu BRAWIJAYA V, memperistri Gusti Kanjeng Ratu Handarawati, putri Campa. Dalam riwayat Sang Prabu memegang Kekuasaan selama 50lima puluh tahun, karena ayahnda menjadi raja hanya 4empat tahun. Memperoleh banyak keturunannya sebanyak 100seratus putera-puteri. Dan penulis disini hanya menyajikan 91 sembilan puluh satu putera-puteri, sedangkan yang meninggal tidak. Nama putera puteri Sang Prabu BRAWIJAYA, adalah sebagai berikut Raden Jaka Dilah, menjabat Adipati di Palembang; Raden Jayapanulih, menjabat Adipati di Sumenep; Putri Ratna Pambayun, menikah dengan Prabu Srimakurung Handayaningrat, di Pengging yang terakhir. Dewi Manik, menikah dengan Hario Gumangsang; Hario Lembu Peteng, menjabat Adipati di Madura; Hario Dewa Ketul, menjabar Adipati di Bali; Raden Jaka Prabangkara; Raden Jaka Krewet, menjabat Adipati di Borneo Kalimantan; Raden Jaka Kretek, menjabat Adipati di Makasar Sulawesi; Raden Surenggana; Raden Sujana, menjabat Adipati di Palembang; Putri Ratna Bintara, menikah dengan Adipati Nusabrong; Raden Fatah Syam Alam Akbar Sultan Demak I pertama; Raden Bundan Kajawan Kiyai Ageng Tarup III; Ratu Ayu, menikah dengan Hajar Windusana; Raden Gajah Pramana; Putri Ratna Marsandi, menikah dengan Juru Paniti; Putri Ratna Marlangen, menikah dengan Adipati Marlangen; Putri Ratna Sataman, menikah dengan Hario Jaranpanulih; Putri Ratna Satamin, menikah dengan Hario Bangah, di Pengging; Batara Katong, menjabat Adipati Katong, di Ponorogo; Raden Gugur, Sunan Lawu; Putri Kanistren, menikah dengan Hario Baribin, di Madura; Putri Kaniraras, menikah dengan Hario Pekik, di Pengging; Dewi Ambar, menikah dengan Hario Partaka; Raden Hario Surongsong, meninggal di Kedu. Raden Hario Wangsa, nama gelar Kyai Ageng Pilang; Raden Jaka Dandun, nama gelar Syeh Belabelu; Raden Jaka Dander, nama gelar Nawangsaka; Raden Jaka Balot, nama gelar Kidangsana; Raden Jaka Barak, nama gelar Carang Gana; Raden Jaka Paturih, nama gelar Pacangkringan; Putri Dewi Sampur; Raden Jaka Laweh, nama gelar Duruan; Raden Jaka Jaduk, nama gelar Malang Sumirang; Raden Jaka Balut, nama gelar Megatsari; Raden Jaka Suwung; Putri Dewi Sukati; Raden Jaka Tarwa, nama gelar Banyakwulan; Raden Jaka Maluwa, nama gelar Banyak Modang; Raden Jaka Lanang, nama gelar Banyak Bakung; Raden Jaka Langsing, nama gelar Banyakputra; Putri Dewi Rantang; Raden Jaka Semprung, nama gelar Kiyahi Ageng Brandet; Raden Kunijang, nama gelar Hario Tepos; Raden Jaka Lemboso, nama gelar Hario Pacetlondo; Raden Jaka Lirih; Raden Jaka Lawu; Putri Dewi Paniwet; Raden Jaka Barong; Raden Jaka Bindho, nama gelar Baratketigo; Raden Jaka Blabur, nama gelar Saputarup; Raden Jaka Budu, nama gelar Tawangbalun; Raden Jaka Tarikbolong; Raden Jaka Lengis, nama gelar Jejeran; Raden Guntur; Raden Jaka Malot; Raden Jaka Sinorang, nama gelar Sulangjiwa. Raden Jaka Jatang, nama gelar Singapadu; Raden Jaka Karawu, nama gelar Macanpuro; Raden Jaka Krendo, nama gelar Panulahar; Raden Jaka Jinggring, nama gelar Norowito; Raden Jaka Salembar, nama gelar Panangkilan; Raden Jaka Tangkeban, nama gelar Wanengwulan; Raden Jaka Buras, nama gelar Palingsingan; Raden Jaka Kaburu, nama gelar Pasingsingan; Raden Jaka Lambang, nama gelar Hasticepi; Raden Jaka Lumuru, nama gelar Katawangan; Raden Jaka Doblang, nama gelar Yudasara; Raden Jaka Golok, nama gelar Jatinom; Raden Jaka Bluwa, nama gelar Syeh Sekardali; Raden Jaka Wayah, nama gelar Syeh Bubukjanur; Raden Jaka Pandak, nama gelar Syeh Kaliatu; Raden Jaka Bodho, nama gelar Kiyai Ageng Majastra; Raden Jaka Gapyuk, nama gelar Kiyai Ageng Palesung; Raden Jaka Sengara, nama gelar Pangayat; Raden Jaka Supeno, nama gelar Kiyai Ageng Tembayat; Raden Jaka Pangawe, nama gelar Raden Singunkara; Raden Jaka Turas, nama gelar Raden Hadangkoro; Raden Jaka Suwanda, nama gelar Raden Jaka Lelana; Raden Jaka Suwarno, nama gelar Raden Jaka Tanengkung; Raden Jaka Ketul, nama gelar Raden Lembaksiu; Raden Jaka Dalun, nama gelar Gagakpranolo, dimakamkan di pasarean Astana Laweyan Solo; Raden Jaka Wirun, nama gelar Raden Sarasidho; Raden Jaka Sumeno, nama gelar Raden Kenitan; Raden Jaka Besur, nama gelar Raden Saragading; Raden Jaka Gatot, nama gelar Raden Balaruci; Raden Jaka Raras, nama gelar Raden Notosanto; Raden Jaka Paniti, nama gelar Raden Panurta; Raden Jaka Paniti, nama gelar Raden Lawangsari, dan Raden Jaka Sawunggaling. Diantara keturunan Prabu BRAWIJAYA V Pamungkas, sebanyak 8delapan putera-puteri pindah dan berkedudukan di pulau Bali, beserta banyak punggawa abdi dalem dan rakyat pengikutnya kawulo. Mereka mendirikan kerajaan dan menurunkan para Stede houwer, Raja-raja. Menurut asalnya masyarakat di Bali terdapat dua turunan adalah 1. Keturunan Bali asli; 2. Keturunan Majapahit. RUNTUH KERAJAAN MAJAPAHIT Para Wali menobatkan putra Prabu BRAWIJAYA V yang ke 13tigabelas di Majapahit, bernama Raden Fatah, satriya dari Glagahwangi, nama gelar Adipati Notopraja. Kerajaan pindah ke Jawa Tengah, dengan ibukotanya Demak. Kemudian nama gelar beliau Sultan Bintara Ipertama, atau diebut juga dengan gelar nama Syah Alam Akbar, memegang kekuasaan kerajaan selama 5lima tahun. Setelah wafat kedudukan beliau digantikan oleh putranya Raden Prawata, nama gelar Sultan Bintara IIkedua, memegang kekuasaan kerajaan selama 2dua tahun. Setelah wafat digantikan saudaranya Raden Trenggono, nama gelar Sultan Bintara IIIketiga, memegang kekuasaan kerajaan selama 33tiga puluh tiga tahun. Mereka dimakamkan dibelakang masjid Demak. Dalam riwayat putra Sultan Bintara IIkedua bernama Hario Penangsang, satriya di Jipang tidak menyetujui penobatan Sultan Trenggono, sehingga terjadi perang antara Hariao Penangsang dengan Jaka Tingkir Sultan Pajang adalah sebagai putra mantu Sultan Demak III di Demak. Karena kerajaan Demak tahun 1458 pindah ke Pajang. Perang dimulai oleh pihak Raden Danag Sutawijaya, yang dipimpin oleh Kiyai Ageng Jurumartani, beliau adalah kakek pamannya, disertai pula oleh Kiyai Agneg Pati, serta ayhnda Kiyai Ageng Pemanahan. Dan dalam riwayat Raden Hario Penangsang gugur dalam medan perang. Raden Danang Sutawijaya, diberikan hadiah tanah wilayah Mantaok; sedangkan Kiyai Ageng Penjawi mendapat hadiah tanah wilayah Pati. PUTRA PUTRI DALEM KANJENG SULTAN BINTARA III RADEN TREANGGONO Keturunan Sultan Bintara III, sebanyak 10sepuluh putera puteri, adalah 1. Panembahan Mangkurat; 2. Ratu Mas Pambayun, menikah dengan Kiyai Ageng Lang; 3. Panembahan Prawata Ipertama; 4. Ratu Mas Mantingan, menikah dengan Pangeran Made Pandan; 5. Ratu Mas Kalinyamat; 6. Ratu Mas Hario di Surabaya; 7. Ratu Mas Katambang; 8. Ratu Mas Cepaka, menikah dengan Sultan Pajang Hadiwijaya; 9. Panembahan Mas di Madiun, dan 10. Ratu Sekarkedaton. Kanjeng Sultan Bintara III, mempunyai isteri / garwa, adalah * Garwa/isteri yang pertama no1 adalah putera Kiyai Ageng Malaka; * Garwa/isteri yang kedua no2 adalah putera Sunan Kalijaga. Nyi Mas Ratu Kalinyamat, bertapa tanpa busana hanya terselimutkan oleh rambut beliau di wukir Bonoraja, hal ini dilakukan karena suaminya dibunuh oleh Raden Hario Panangsang. Beliau berikrar "Ora pati bubar singku tapa yen ora keset rambute Hario Panangsang" / "Jika karena mati bertapa ini tidak disudahi kalau tidak keset rambutnya Hario Penangsang". Panembahan Prawata I, menurunkan 4empat putera puteri adalah 1. Raden Ayu Juru. 2. Panembahan Prawata II. 3. Raden Ayu Surajaya, dan 4. Panembahan Pruwita di Ngreden Delanggu. Cucu dari Kanjeng Sultan Bintara III. Panembahan Mas di Madiun, menurunkan 13tiga belas putera puteri adalah 1. Raden Ayu Semi, di Kalinyamat; 2. Raden Ayu Pengulu; 3. Pangeran Kanoman; 4. Raden Ayu Pasangi; 5. Raden Mas Lontang Hirawan, di Japan; 6. Raden Ayu Dumilah, menikah dengan Sinuhun Panembahan Senapati di Mataram, isteri ke 2dua; 7. Raden Mas Tangsang Hirawan, di Madiun; 8. Raden Mangkurat Wiryawan, di Madiun; 9. Raden Hario Sememi; 10. Raden Hario Sumantri; 11. Raden Ayu Pamegatan; 12. Panembahan Hawuryan, dan 13. Raden Hario Kanoman. Raden Mas Lontang Hirawan, menurukan 3tiga putera puteri, adalah 1. Panembahan Juminah IIkedua, di Madiun; 2. Raden Mas Julik, dan 3. Raden Hario Partoloyo, di Madiun. Panembahan Juminah IIkedua, menurunkan putera puteri, adalah * Raden Balitar, menurunkan Raden Tumenggung Balitar, menurunkan Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwana, Prameswari Pakubuwana Ipertama, menurunkan Sinuhun Prabu Mangkurat Jawa. RATNA PAMBAYUN PUTRIDALEM HINGKANG SINUHUN PRABU BRAWIJAYA V, PAMUNGKAS DI MAJAPAHIT. Menikah dengan Srimakurung Prabu Handayaningrat yang terakhir, berkedudukan di Pengging. Runtuhnya keadaan Kerajaan Pengging senasib dengan Kerajaan Majapahit dari penyerbuan Islam. Ratna Pambayun menurunkan 3tiga putera puteri, adalah 1. Kiyai Ageng Kebokanigara, tidak mempunyai keturunan; 2. Kiyai Ageng Kebokenanga, menurunkan Mas Karebet, dan 3. Raden Kebo Amiluhur, dewasa wafat. Mas Karebet pada waktu masih balita telah ditinggal wafat ayah, dan tak lama kemudian ibunya wafat. Sepeninggalan orang tuanya diasuh oleh Kiyai Ageng Tingkir, beliau adalah seperguruan dengan ayah Mas Karebet. Oleh karenya tempat tinggal berpindah dari Pengging ke Tingkir letaknya dekat kota Boyolali -Salatiga, dan kebetulan Kiayi Ageng Tingkir tidak mempunyai keturunan. Dalam riwayat Mas Karebet setelah dewasa mengabi ke Demak menjadi prajurit Tamtama, karena berparas tampan dan cerdik diambil menantu oleh Sang Prabu, dinikahkan dengan Ratu Mas Cepaka. Menurunkan 7tujuh putera puteri, adalah 1. Ratu Mas Pambayun, di Ngarisbaya; 2. Ratu Mas Kumelut, di Tuban; 3. Ratu Mas Adipati, di Surabaya; 4. Ratu Mas Banten, dinikahi Adipati Mondoroko, sebagai Patih dari Sinuhun Panembahan Senopati. 5. Ratu Mas Japara; 6. Adipati Benawa, nama gelar Sultan Hadiwijaya, di Pajang, dan 7. Pangeran Sindusena. Tahun 1458 Sultan Hadiwijaya, dinobatkan raja di Pajang, dan berkuasa selama 32tiga puluh dua tahun. Sultan Ngawantipura, dinobatkan sebagai raja dan berkuasa selama 3tiga tahun. Adipati Benawa Sultan Hadiwijaya, dinobatkan sebagai raja dan berkuasan selama 1satu tahun. Setelah wafat Kanjeng Sultan Hadiwijaya dan puteranya Adipati Benawa, dimakamkan di pasareyan Butuh, terletak di wilayah Kabupaten Sragen. Kanjeng Adipati Benawa menurunkan 3tiga putera puteri yaitu Pangeran Mas, menjabat sebagai Adipati di Pajang. Pangeran Kaputrah, di Pajang. Kanjeng Ratu Mas Hadi, sebagai prameswari Hingkang Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, di Mataram, menurunkan putra Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma di Mataram. Ratu Mas Banten, menikah dengan Adipati Mondoroko Ki Jurumartani, menjabat Patih Paduka Sinuhun Panembahan Senapati ing Ngalaga, di Mataram, menurunkan putera puteri 1. Adipati Jagabaya Banten, menurunkan putra a. Adipati Senabaya Banten, menurunkan putra b. Kanjeng Panembahan Bagus Banten, mwnurunkan putra c. Raden Ayu Tirtokusumo ing Pancuran, menurunkan putra d. Raden Ajeng Temu, menikah dengan Adipati Sindurejo, menjabat Patih dari Hingkang Sinuhun Paku Buwana III di Surakarta, menurunkan putra e. Kanjeng Bandara Raden Ayu Adipati Mangkunegoro II di Surakarta, menurunkan putra f. Raden Ayu Notokusumo Raden Ajeng Sayati menurunkan putra g. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro III. Ini adalah Trah Keturunan dari Adipati Mondoroko Ki Jurumartani. Adipati Mondoroko menurunkan putra Pangeran Hupasanta hing Batang, menikah dengan putri Adipati Benawa hing Pajang, menurunkan putra 1. Kanjeng Ratu Batang, sebagai Prameswari Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo, di Mataram. 2. Panembahan Mas, menjabat Adipati di Pajang putra dari Adipati Benawa, peputra Panembahan Radin, Panembahan Ramawijaya, dan Raden Ayu Purbaya III. 3. Kanjeng Ratu Kulon, sebagai prameswari dari Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung ing Mataram. 4. Pangeran Pujamenggala. 5. Pangeran Adipati Wiramenggala. Ini adalah putra dari Pangeran Mas Adipati hing Pajang. Pergantian Dinasti ke Putra Majapait RADEN BUNDANKAJAWAN / BONDAN KEJAWEN Asal keturunan Raja di Mataram sampai dengan Raja Surakarta. Kiyai Ageng Tarup II,mempeisteri widadari bernama Dewi Nawangwulan, menurunkan putra Dewi Nawangsih, kagarwa Raden Bunda Kajawan, putra Sinuhun Prabu Brawijaya V di Majapait. Kemudian memakai nama gelar Kiyai AGENG TARUP III, menurunkan 3tiga putra putri adalah 1. Raden Dukuh Kiyai Ageng Wonosobo, menjadi putra menanatu Sunan Maja Agung. 2. Raden Depok, Syeh Abduliah, demikian pula menjadi putra menantu Sunan Maja Agung 3. Rara Kasihan, menikah dengan Kiyai Ageng Ngerang I. 2. Raden Depok, kemudian memaki nama gelar Kiyai Ageng Getaspandawa. menurunkan putera 1. Bagus Sogam, setelah dewasa bernama Abdulrachman. Tempat kediaman di desa Selo, memakai nama gelar Kiyai Ageng Selo. Kiyai Ageng Selo menikah dengan 1. putrinya Kiyai Ageng Wonosobo, masih keponakan dari saudara. 2. putrinya Kiyai Ageng Ngerang, masih keponakan dari saudara. Putra dari isteri bernama Bagus Anis/Henis, wafat dimakamkan di Astana Lawiyan Sala. Garwanipun Kiyai Ageng Anis/Henis adalah putra dari Kiyai Ageng Wonosobo, menurunkan putra Bagus Kacung, nama gelar Kiyai Ageng Pemanahan, karena semula bertempat tinggal di desa Manahan Sala. Dan setelah putranya dinobatkan sebgai Raja Mataram, berganti nama gelar yaitu Kiyai Ageng Mataram. Beliau wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, Yogyakarta. Isteri dari putranya Pangeran Made Pandan menurunkan putra Adipati Manduranegara. Hingkang Sinuhun Panembahan Senapati di Ngalaga. Pangeran Ronggo. Nyai Ageng Tumenggung Mayang. Pangeran Hario Tanduran. Nyai Ageng Tumenggung Jayaprana. Pangeran Teposono. Pangeran Mangkubumi. Pangeran Singasari. Raden Ayu Kajoran. Pangeran Gagak Baning, wafat dimakamkan berdampingan dengan Hingkang Sinuhun Panembahan Senapati di makam Astana Kota Gede. Pangeran Pronggoloyo. Nyai Ageng Haji Panusa, di Tanduran. Nyai Ageng Panjangjiwa. Nyai Ageng Banyak Potro, di Waning. Nyai Ageng Kusumoyudo Marisi. Nyai Ageng Wirobodro, di Pujang. Nyai Ageng Suwakul, wafat dimakamkan di Astana Lawiyan. Nyai Ageng Mohamat Pekik di Sumawana. Nyai Ageng Wiraprana di Ngasem. Nyai Ageng Hadiguno di Pelem. Nyai Ageng Suroyuda Kajama. Nyai Ageng Mursodo Silarong. Nyai Ageng Ronggo Kranggan. Nyai Ageng Kawangsih Kawangsen. Nyai Ageng Sitabaya Gambiro. Jenjang urutan dari Prabu Brawijaya V. Prabu Brawijaya V di Majapait, menurunkan putera puteri adalah Raden Bundan Kajawan, peputra Raden Getas Pendawa, peputra Kiyai Ageng Selo, peputra Kiyai Agepg Anis/Henis, peputra Kiyai Ageng Pemanahan, peputra Hingkang Sinuhun Panembahan Senapati ing Ngalaga. HINGKANG SINUHUN PANEMBAHAN SENAPATI ING NGALAGA HINGKANG SINUHUN PANEMBAHAN SENAPATI ING NGALAGA Dinobatkan sebagai Raja Mataram pada tahun 1586. Belia wafat pada tahun 1601. Pernikahan 1pertam dengan putri dari Kiyai. Ageng Pati Panjawi. Pernikahan 2kedua dengan putra dari Adipati Mas hing Madiun. Putra putri beliau adalah 1. Gusti Kanjeng Ratu Pambayun Garwa Kiayi Ageng Mangir. Setelah berstatus janda menikah dengan Kiyai Ageng Karanglo. 2. Pangeran Ronggo, Raden Ronggo diriwayatkan bertarung dengan Uling Laut Selatan. Bibi dari Kalinyamat. 3. Pangeran Puger, menjabat sebagai Adipati di Demak. 4. Pangeran Teposono. 5. Pangeran Purbaya, diberikan sebutan Purbaya terbang. Bibi dari Giring. 6. Pangeran Rio Manggala. 7. Adipati Jayaraga di Ponorogo. 8. Hingkang Sinuhun Hadi Prabu Hanyakrawati. 9. Gusti Raden Ayu Demang tanpa Nangkail. 10. Gusti Raden Ayu Wiramantri, di Ponorogo. 11. Pangeran Pringgalaya. 12. Panembahan Juminah, putra dari isteri 13. Adipati Martalaya, di Madiun. 14. Pangeran Tanpa Nangkil Paduka Sinuhun Panembahan Senapati, raja Mataram wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, demikan juga Pangeran Ronggo. KERAJAAN PINDAH DUMATENG MATARAM. IBU KOTA, PLERET. Pergantian Dinasti adalah Bondan Kejawan, putra Majapahit nomor 14. Paduka Sinuhun Panembahan Senapati, dinobatkan menjadi Raja pertama kali. Sekar Sinom "Nulata laku utama, tumraping wong Tanah Jawi. Priyagung hing Ngeksigondo, Panembahan Senapati. Kapati amarsudi, sudaning hawa lan napsu. Pinesu tapa brata, tanapi hing siyang ratri. Amemangun karyanak tyasing sasama." ASALSILSILAH PADUKA SINUHUN PRABU HADI HANYAKRAWATI di Mataram. Menurut Pancer dari garis Ibu Dinobatkan menjadi Raja tahun 1601, dan wafat pada tahun 1613 . Silsliah Sunan Maulana Mahribi, menurunkan putera Kiyai Ageng Ngerang I, menurunkan putera Kiyai Ageng Ngerang II, menurunkan putera Kiyai Ageng Ngerang III, menikah dengan Ratu Panengah, putra dari Sunan Kalijaga, menurunkan putera Kiyai Ageng Penjawi Pati, menurunkan putera Kanjeng Ratu Mas, menikah dengan Paduka Sinuhun Penembahan Senapati Ing Ngalaga, menurunkan putera Paduka Sinuhun Prabu HANYAKRAWATI di Mataram. Wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, disebelah bawah makam ayahnda. Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, menikah yang pertama dengan Gusti Kanjeng Ratu MASHADI putri dari Adipati Benawa di Pajang. Menikah yang kedua dengan Ratu Lungayu di Ponorogo. Menurunkan putra putri sebanyak 12duabelas yaitu 1. Paduka Sinuhun Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma. 2. Pangeran Hario Mangkubumi. 3. Pangeran Bumidirja. 4. Pangeran Martapura. 5. Ratu Mas Sekar, garwa Pangeran Pekik Surabaya. 6. Ratu Mas Sekar, garwa Pangeran Ronggo hing Pati. 7. Pangeran Buminata. 8. Notopuro. 9. Pangeran Pamenang. 10. Pangeran Sularong. 11. Gusti Kanjeng Ratu Wirakusuma hing Jipang. 12. Pangeran Pringgoloyo. Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, mendapat gelar nama yaitu Sinuhun sedho Krapyak. berkenaan dengan peristiwa saat Paduka Sinuhun wafat pada saat berburu di hutan Krapyak. ASALSILAHIPUN PADUKA SINUHUN KANJENG SULTAN AGUNG PRABU HANYAKRAKUSUMA Dari garis pancer Ibu Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1613. Beliau wafat pada tahun 1645. Wafat dimakamkan di Pesarean Astana Pajimatan Imogiri, Ngayugyakarta; yang pertama-kali. Isteri beliau masih saudara keponakan putri dari Pangeran Hupasanta di Batang, bernama Kanjeng Ratu Kulon utawi Kanjeng Ratu Batang. a. Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir di Butuh Sragen, menurunkan putera b. Pangeran Adipati Benawa hing Pajang, menurunkan putera c. Gusti Kanjeng Ratu Mas Hadi, sebagai prameswari Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, menurunkan putera d. Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma hing Mataram. menurunkan putera putri sebanyak 8delapan adalah 1. Pangeran Demang Tanpa Nangkil. 2. Pangeran Ronggo Kajiwan. 3. Gusti Ratu Ayu Winongan. 4. Pangeran Ngabehi Loring Pasar. 5. Pangeran Purubaya. 6. Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Hamangkurat Agung, di Mataram. 7. Gusti Raden Ayu Wiromantri. 8. Pangeran Danupaya. Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indoneisa, pada tahun 1980, dengan Piagam yang ditandatangani Presiden Soeharto. Yen Sinuhun ing Mataram Sultan Agung tan kena tiniru yekti. Sebab iku Wali Ratu. Mujijate wus dadiyo pratanda. Wali miwah jumeneng Ratu. Pindha Kang Maha Suci, hangejawantah dadi Sang Prabu. Lir Njeng Rasullolah nguni, wus kaliyang nunggal. Mula mintaha Barkah kemawon. H1NGKANG SINUHUN PRABU HAMANGKURAT AGUNG, HING MATARAM, SAKING HINGKANG IBU Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1645. Wafat pada tahun 1677. Prameswari Paduka Hamangkurat Agung yang Pertama, adalah putri dari Pangeran Pekik, di Surabaya. Prameswari Paduka Hamangkurat Agung yang Kedua, adalah putri dari Panembahan Radin. Kiyai Ageng Dukuh di Wonosobo, menurunkan putra Pangeran Made Pandan, menurunkan putra Adipati Mondoroko, nama gelar Ki Jurumartani, menurunkan putra Pangeran Huposonto di Batang, menurunkan putra Kanjeng Ratu Kulon, menikah dengan Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma. Disebut juga dengan nama gelar Kanjeng Ratu Batang, menurunkan putra Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Harnangkurat Agung, di Mataram, Putra putri beliau seluruhnya adalah 1. Paduka Sinuhun Hamangkurat Mas Amral, dilahirkan dari Isteri Pertama Kanjeng Ratu Kulon, adalah putri dari Pangeran Pekik, di Surabaya. 2. Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana Ipertama atau Pangeran Puger, dilahirkan dari isteri kedua Kanjeng Ratu Wetan, adalah putri dari Panembahan Radin, 3. Gusti Raden Ayu Pamot. 4. Pangeran Martosana. 5. Pangeran Singasari. 6. Pangeran Silarong. 7. Pangeran Notoprojo. 8. Pangeran Ronggo Satoto. 9. Pangeran Hario Panular. 10. Gusti Raden Ayu Adip Sindurejo, menikah dengan Patih Sindurejo di Kartasura. 11. Gusti Raden Ayu Kletingkuning, garwanipun Raden Trunajaya, Hingkang ngraman. 1674 - 1680 12. Gusti Raden Ayu Mangkuyudo. 13. Gusti Raden Ayu Adipati Mangkupraja. 14. Pangeran Hario Mataram. 15. Bandara Raden Ayu Danureja. 16. Gusti Raden Ayu Wiromenggolo. Paduka Sinuhun Susuhunan Prabu Hamangkurat Agung, wafat dimakamkan di Tegal Arum. Dusun Jelak Kota Tegal. ASALSILAHIPUN PADUKA SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN PAKU BUWANA I DI KARTASURA Garis Pancer dari Trah/Keturunan Ibu. Dinobatkan menjadi Raja pada thaun 1704. Wafat pada tahaun 1719. Paduka yang dinobatkan sebagai Raja yang pertama kali di Kartasura, Paduka inuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Amral. Kemudian tapuk kerajaan digantikan oleh putranya Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Kencet. Kemudian digantikan oleh paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana I Puger. Adik Paduka Sinuhun Hamangkurat Amral, mempersunting Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwana, putrinipun Tumenggung Balitar. a. Kanjeng Gusti Adipati Benawa di Pajang, menurunkan putra b. Panembahan Radin, menurunkan putra c. Kanjeng Ratu Wetan, Prameswari dari Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung, menurunkan putra d. Paduka Sinuhun Paku Buwana I, di Kartasura; menurunkan putra putri 1. Gusti Raden Ayu Lembah. 2. Pangeran Ngabehi. 3. Paduka Sinuhun Hamangkurat Jawa, 4. Gusti Raden Ayu Mangkubumi. 5. Pangeran Herucakra Hing Madiun. 6. Pangeran Hario Prangwadono. 7. Pangeran Ngalaga. 8. Pangeran Pamot. 9. Adipati Sindurejo. 10. Pangeran Purubaya, di Lamongan, saking garwa. 11. Pangeran Balitar. 12. Kanjeng Ratu Ajunan, menikah dengan Pangeran Tjakraningrat di Madura. PAMBRONTAKAN RADEN TRUNAJAYA Semasa keuasaan pemerintahan Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Hamangkurat Agung di Kerajaan Mataram, terjadi peristiwa pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Trunajaya. Dalam peristiwa ini Paduka Sinuhun terdesak namun dapat meloloskan diri dari Karaton, dan mengungsi sampai di Tegal. Setelah beberapa waktu lamanya di Tegal, memerintahkan kepada putranya Pangeran Puger, agar menyirnakan Raden Trunajaya. Kehendak Sinuhun dapat terwujut dengan terbunuhnya Raden Trunojoyo di Ardi Ngantang Jawa Timur. Setelah Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung wafat dimakamkan di Tegal Arum, sebuah desa dekat dengan kota Tegal. Sedangkan keadaan Karaton Mataram rusak, kemudian Gusti Pangeran Puger mendirikan bangunan keraton di Kartasura, yang kemudian diberikan kepada kakak Hamangkurat Mas Amral. KRATON PINDAH DATENG KARTASURA. Yang dinobatkan Raja pertama kali adalah, Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Mas Amral. Kemudian Raja kedua adalah, Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Kencet . Selanjutnya Paduka Sinuhun Paku Buwana I Puger. Terhitunh masih saudara muda dengan Hamangkurat Mas. PADUKA SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN PRABU HAMANGKURAT MAS AMRAL Dinobatkan Raja di Karaton Kartasura Menurunkan putra putri adalah 1. Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Kencet. 2. Pangeran Lembah. 3. Pangeran Teposono. 4. Raden Mas Garandi, Sunan Kuning, dilarkan dari isteri selir keturunan Cina. 5. Gusti Raden Ayu Dandun Matengsari. Paduka Sinuhun tidak menurunakan Raja. Wafat dimakamkan di Astana Pajimatan Imogiri. ASALSILAHIPUN PADUKA SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN HAMANGKURAT JAWA, HING KARTASURA Garis Pancer dari Trah/Keturunan Ibu. Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1719. Wafat pada tahun 1727. Menikah dengan Kanjeng Ratu Kencana, putrinipun Ki Tumenggung Tirtakusuma. a. Kanjeng Sultan Demak Bintara III, menurunkan putra b. Kanjeng Panembahan Mas, di Madiun, menurunkan putra c. Gusti Kanjeng Ratu Retnodumilah, menikah dengan Paduka Sinuhun Panembahan Senapati di Ngalaga, menurunkan putra d. Panembahan Juminah Hing Madiun, menurunkan putra e. Pangeran Adipati Balitar, menurunkan putra f. Ki Tumenggung Balitar, menurunkan putra g. Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwana I, di Kartasura menurunkan putra h. Paduka Sinuhun Hamangkurat Jawa di Kartasura. Putra Putri dalem 1. Kanjeng Pangeran Hario Mangkunegoro, di Kartasura. 2. Gusti Raden Ayu Suroloyo, di Brebes. 3. Gusti Raden Ayu Wiradigda. 4. Gusti Pangeran Hario Hangabehi. 5. Gusti Pangeran Hario Pamot. 6. Gusti Pangeran Hario Diponegoro. 7. Gusti Pangeran Hario Danupaya. 8. Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana II 9. Gusti Pangeran Hario Hadinagoro. 10. Gusti Kanjeng Ratu Maduretno, garwa Pangeran Hindranata. 11. Gusti Raden Ajeng Kacihing, dewasa sedho. 12. Gusti Pangeran Hario Hadiwijaya, sedho Kali Abu. 13. Gusti Raden Mas Subronto, wafat dalam usia dewasa. 14. Gusti Pangeran Hario Buminoto. 15. Gusti Pangeran Hario Mangkubumi, Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana I. 16. Sultan Dandunmatengsari, melakukan pemberontakan dan tidak berhasil. 17. Gusti Raden Ayu Megatsari. 18. Gusti Raden Ayu Purubaya. 19. Gusti Raden Ayu Pakuningrat. di Sampang 20. Gusti pangeran Hario Cokronegoro. 21. Gusti Pangeran Hario Silarong. 22. Gusti Pangeran Hario Prangwadono. 23. Gusti Raden Ayu Suryawinata. di Demak. 24. Gusti Pangeran Hario Panular. 25. Gusti Pangeran Hario Mangkukusumo. 26. Gusti Raden Mas Jaka, wafat usia muda 27. Gusti Raden Ayu Sujonopuro. 28. Gusti Pangeran Hario Dipawinoto. 29. Gusti Raden Ayu Adipati Danureja I. Urutan putera pertama 1 Kanjeng Pangeran Hario Mangkunegoro Kartasura, menurukan putra Raden Mas Sahit, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara I Surakarta. Urutan putera kedelapan 8, Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buawan II. Urutan putera keduabelas12 Gusti Pangeran Hario Hadiwijaya, wafat Kali Abu, menurunkan putra Pangeran Kusumodiningrat, menurunkan putra Pangeran Hadiwijaya, mantudalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro II, angsal Sakeli, peputra Pangeran Hadiwajaya, menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu Bendara. Adalah putra dari Paduka Sinuhun Paku Buwana VIII. Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwana IX, peputra Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan X. Urutan putera kelimabelas 15 Gusti Pangeran Hario Mangkubumi, Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana di Yogyakarta. ASALSILAHIPUN HINGKANG SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN PAKU BUWANA II, HING KARTASURA Garis Pancer dari Trah/Keturunan Ibu. Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1727. Wafat pada tahun 1749. Pindah dan mendiami Keraton Surakarta, hari Rebo Paing, Februari Th. 1745 Menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu Mas. a. Kalifah Husen, putranipun Syeh Madi, kamantu Hario Baribin hing Madura, peputra b. Sunan Nguduipg Wall Prajurit agul-agul nlgari Dernak,peputra c. Panembahan Kali hing Poncowati Demak, asma Panembahan Kudus,. peputra ... d. Pangeran Demang, peputra e. Pangeran Rajungan, peputra f. Pangeran Kudus, peputra ^ g. Adipati Sumodipuro hing Pati, peputra h. Raden Adipati Tirtokusumo, peputra i. Gusti Kanjeng Ratu Kencana, Prameswaridalem Hingkang Sinuhun Hamangkurat Jawa hing Kartasura, peputra j. Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Putra putri dalem 1. Gusti Kanjeng Ratu Timur, garwanipun Pangeran Pakuningrat., 2. Gusti Pangeran Hario Priyombodo, dewasa sedho. 3. Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan III. 4. Gusti Raden Ayu Puspokusumo. 5. Gusti Raden Ayu Puspodiningrat. 6. Gusti Raden Ayu Kaliwungu. 7. Gusti Raden Ayu Mangkupraja hing Demak. 8. Gusti Raden Ayu Pringgodiningrat. 9. Gusti Pangeran Hario Puruboyo. 10. Gusti Pangern Hario Balitar. 11. Gusti Pangern Hario Danupaya. 12. Gusti Raden Ayu Jungut. bhs jawa Pada waktu Pemerintahan Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana II, terjadi pembrontakan Cina, yang dipimpin Sunan Kuning Raden Mas Garandi adalah putradalem Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Mas, dari isteri selir/garwa ampil keturunan Cina. Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan melarikan diri mengungsi sampi di Ponorogo. Dan stelah Sunan Kuning dapat taklukan, Paduka Sinuhun kemudian memerintahakan meneliti keadaan Kraton, karena bangunan banguna di Kartosura kondisinya sudah hancur. Banyak tempat / Bangunan yang diberi tiang penyanggah, dengan maksud agar bangunan tersebut pagar, tembok rumah, pendapa tidak mengalami keruntuhan. Kemudian mememrintahkan punggawa Karaton Kartosuro yaitu Ki Tumenggung Harung Binang I memeriksa keadaan Kraton. Dalam riwayat pemilihan lokasi Karatob baru adalah di Dusun Sala, sebelah timur Kartasura untuk dilaksanakan Pembangunan baru Kedaton/Karaton. Setelah jadi bangunan Kararton Sala, Paduka Sinuhun melaksanakan boyongnan pindah dengan arak-arakan secara besar besaran, Paduka Sinuhun naik Kreta Kencana Kiyai Garuda. Rebo Paing Februari tahun 1745. Ki Tumenggung Harung Binang I, diwisuda menjadi Bupati Kebumen, nama gelar Adipati Honggowongso. Pindah ke Surakarta tahun 1745. Putradalem Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Jawa, Gusti Pangeran Mangkubumi nama saat usia muda Bandoro Raden Mas Sujono. Putra dari isteri selir / garwa ampeyan bernama Mas Ayu Tejawati. Setelah Rakakakak Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan wafat, terjadi pemberontakan mbalelo Gusti Pangeran Mangkubumi. Dalam kisah terjadi hukuman pemenggalan kepala terhadap Pahlawan Surakarta adalah Ki Ngabehi Djoyokartiko Delu Penewu Keparak Gedong Tengen. PERJANJIAN GIYANTI WONTEN TAHUN 1735. Dalam pemerintahan Paduka Nata hing Surakarta Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana III. Kanjeng Pangeran Mangkubumi dinobatkan di Karaton Yogyakarta, dengan nama gelar Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana I, Ngayogyakarta Hadiningrat.
2 bugis wage = keturunan bangsawan. 3. bugis ( saya kurang tahu ) , tpi dari hasil cerita ibu/nenek saya bahwa bugis ini yang menguasai kepemerintahan.. Yang menguatkan bahwa mereka adalah keturunan bugis yakni : 1. Tambo adalah Silsilah keturunan nenek moyang marga bugis. 2. Tongkat Emas Datuk Daeng Nakonce yg merupakan tongkat berasal dari
Raja yang memimpin Kerajaan Singasari bisa dibilang tidak sebanyak kerajaan-kerajaan lain. Lantas, siapa sajakah mereka? Kamu bisa menyimak ulasan lengkap tentang silsilah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari di bawah ini!Lewat peninggalan prasasti sejarah yang ditemukan, silsilah mengenai raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Singasari dapat diketahui. Kerajaan tersebut didirikan oleh Ken Arok dan baru mampu meraih puncak kejayaan saat dipimpin oleh raja yang memimpin memang memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Terlebih lagi, di Kerajaan Singasari dipenuhi dengan intrik perebutan kekuasan yang banyak menumpahkan kamu tentunya sudah penasaran dan tidak sabar ingin segera menyimak ulasan lengkap mengenai silsilah para raja di Kerajaan Singasari ini, kan? Daripada kebanyakan basa-basi, langsung saja cek selengkapnya berikut ini, yuk! Penjelasan lengkap tentang silsilah Raja Singasari bisa kamu simak berikut ini 1. Ken Arok Sumber Wikimedia Commons Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, Ken Arok merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Singasari. Pada masa kepemimpinannya, kerajaan ini masih disebut sebagai Kerajaan Tumapel. Ia naik tahta pada tahun 1222 Masehi dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Sebelum menjadi seorang pemimpin, Ken Arok diketahui memiliki masa lalu yang cukup kelam. Sebelum lahir, ayahnya meninggal dunia. Sementara itu, ia dibuang di sebuah pemakaman beberapa saat setelah dilahirkan oleh ibunya yang bernama Ken Ndok. Entah ini sebuah keberuntungan atau kemalangan, bayi laki-laki itu kemudian ditemukan oleh seorang perampok bernama Lembong. Ia diangkat anak dan dibesarkan di lingkungan yang akrab dengan kekerasa. Jadi, bukan hal yang mengherankan jika dirinya kemudian memiliki kepribadian yang kurang baik. Setelah dewasa, Ken Arok kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia bertahan hidup dengan satu-satunya cara yang diketahuinya, yaitu merampok atau membegal. Hingga pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang brahmana asal India yang bernama Lohgawe. Ia kemudian dididik menjadi lebih baik dan berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pengawal dari Akuwu Tumapel, yaitu Tunggul Ametung. Di sinilah kemudian dirinya bertemu dengan Ken Dedes yang berparas rupawan. Ia pun jatuh cinta dan berniat untuk memilikinya. Menjadi Penguasa Ken Arok rupanya tidak hanya ingin memiliki Ken Dedes, tetapi juga berniat untuk merebut kekuasaan milik Tunggul Ametung. Ia kemudian pergi menemui Mpu Gandring untuk memesan sebuah keris. Namun pada saat waktu yang ditentukan, sang mpu belum mampu menyelesaikan pesanannya. Ken Arok marah lalu menusuknya menggunakan keris tersebut. Sebelum meninggal, Mpu Gandring mengutuk lelaki itu kalau ia dan keturunannya juga akan mati karena tusukan keris. Setelah itu, ia membawa pulang keris tersebut dan memamerkannya pada Kebo Ijo. Kebo Ijo yang terkesima kemudian meminjamnya dan memamerkannya pada semua orang. Ia tidak tahu kalau itu adalah sebuah jebakan. Malam harinya, Ken Arok mengambil keris pusaka itu dari tangan Kebo Ijo lalu menggunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung. Keesokan harinya, Kebo Ijo-lah yang ditangkap dan dituduh sebagai penyebab kematian tersebut. Sepeninggal Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian naik jabatan menjadi Akuwu Tumapel dan menikahi Ken Dedes. Namun, itu masih belum cukup karena ia juga berencana untuk membuat Tumapel lepas dari Kerajaan Kediri. Hingga kemudian, terjadilah sebuah masalah antara para brahamana dan raja terakhir Kediri yang bernama Kertajaya. Ken Arok kemudian memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan penyerangan dan memerdekakan wilayahnya. Kertajaya dapat dikalahkan dan kekuasaan Kediri pun jatuh ke tangannya. Setelah itu, ia memindahkan pemerintahan ke Tumapel dan diangkat menjadi raja. Dari pernikahannya dengan Ken Dedes, Ken Arok diberikan empat orang anak. Mereka adalah Mahisa Wonga Teleng, Apanji Saprang, Agnibaya, dan Dewi Rumbu. Setelah itu, dirinya menikah lagi dengan seorang selir bernama Ken Umang. Dari hubungan ini, pasangan tersebut juga mendapatkan empat orang anak, yang bernama Tohjaya, Panji Sidhatu, Tuan Wergola, dan Dewi Rambi. Baca juga Mengenal Sosok Kundungga, Sang Pendiri Kerajaan Kutai 2. Anusapati Arca Perwujudan AnusapatiSumber Wikimedia Commons Pemegang kekuasaan Kerajaan Singasari selanjutnya jatuh ke tangan Anusapati. Ia naik tahta pada tahun 1227 Masehi. Kamu mungkin bertanya-tanya siapakah Anusapati ini karena namanya tidak tercantum sebagai anak Ken Arok. Laki tersebut adalah anak dari Ken Dedes bersama Tunggul Ametung. Wanita itu sedang hamil tiga bulan saat menikah untuk yang kedua kalinya. Anusapati baru mengetahui fakta kalau dirinya bukanlah anak kandung Ken Arok ketika dirinya sudah dewasa. Itupun setelah mendesak sang ibu untuk menjelaskan mengapa perlakuan ayah kepadanya begitu berbeda jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Mau tidak mau, Ken Dedes pun menceritakan semuanya. Ayah kandungnya, yaitu Tunggul Ametung tewas dibunuh oleh Ken Arok menggunakan sebuah keris. Saat mendengar hal tersebut, amarah Anusapati pun memuncak dan berniat untuk balas dendam. Ia mencari keris pusaka itu dan menyuruh orang untuk membunuh anak tirinya. Ken Arok tewas ditikam oleh orang suruhan Anusapati saat sedang makan siang. Dengan demikian, kutukan dari Mpu Gandring pun benar-benar terjadi. Sementara itu untuk menghilangkan jejak, ia membunuh suruhannya setelah tugas selesai. Raja kedua dari Kerajaan Singasari ini berkuasa cukup lama, yaitu selama 21 tahun. Namun selama memegang pemerintahan, hidupnya tidak tenang karena takut kalau saudaranya yang lain menuntut balas. Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Tohjaya mengetahui kalau Anusapati-lah yang membunuh ayahnya. Setelah merencanakan balas dendam dengan rapi, Anak Ken Arok dan Ken Umang mengajak Anusapati untuk melakukan sabung ayam. Saat lengah, ia kemudian membunuhnya dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring. Baca juga Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat 3. Tohjaya Silsilah kepemimpinan Kerajaan Singasari kemudian dilanjutkan oleh Tohjaya setelah Anusapati meninggal. Ia resmi memimpin pada tahun 1248 Masehi. Sama seperti yang dialami oleh saudaranya, Tohjaya juga merasa was-was dalam menjalankan pemerintahan. Ia takut kalau keponakannya akan menuntut balas atas kematian sang ayah. Atas hasutan dari abdi setianya, yaitu Pranajaya, raja ketiga Kerajaan Singasari itu kemudian berencana untuk membunuh Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Kedua orang itu dianggap sangat mengancam kedudukannya sebagai raja. Sebagai tambahan informasi, Ranggawuni adalah anak dari Anusapati. Sementara itu, Mahisa Cempaka merupakan putra dari Mahisa Wonga Teleng. Tohjaya kemudian menyuruh salah satu pengawalnya yang bernama Lembu Ampal untuk membunuh kedua orang ponakannya tersebut. Namun entah apa yang terjadi, sang pesuruh malah balik memihak Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Ia bahkan berhasil mengumpulkan kekuatan untuk membantu pangeran-pangeran itu. Pada tahun 1250 Masehi, meletuslah peperangan di Kerajaan Tumapel. Ranggawuni dan Mahisa Cempaka memimpin pemberontakan tersebut untuk menurunkan Tohjaya. Dalam peristiwa terebut, sang raja terkena tusukan tombak. Meskipun berhasil untuk kabur, tapi ia meninggal karena lukanya yang begitu parah. Bisa dibilang, Tohjaya adalah raja Kerajaan Singasari yang memiliki waktu pemerintahan paling singkat. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan kalau Tohjaya tidak dianggap sebagai raja karena hal tersebut. Baca juga Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri 4. Wisnuwardhana Sumber Kuwaluhan Setelah mengalahkan Tohjaya, Ranggawuni kemudian naik tahta pada tahun 1248 Masehi. Menurut Prasasti Maribong, di situ tertulis bahwa gelarnya adalah Sri Jayawisnuwarddhana Sang Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama Dhumardana Kamaleksana. Sementara itu, Mahisa Cempaka juga mendapatkan peranan penting dalam pemerintahan, yaitu sebagai Ratu Angabhaya. Jabatan tersebut bisa dibilang sebagai wakil raja. Ia memiliki gelar Narasinghamurti. Kedua cucu dari Ken Dedes tersebut memimpin kerajaan dengan berdampingan dan damai. Maka dari itu, mereka kemudian menjadi simbol perdamaian dari keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung. Di era kepemimpinannya, terjadi sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Linggapati. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Mahibit. Beruntung, ia dapat menumpasnya. Pada masa pemerintahannya, Wisnuwardhana membangun sebuah pelabuhan di Sungai Brantas yang diberi nama Canggu. Selain itu, ia juga mengubah nama ibukota dari Kutaraja menjadi Singasari. Setelah itu, kerajaan tersebut menjadi lebih dikenal sebagai Kerajaan Singasari. Raja yang juga dissebut Semininingrat pada Prasasti Mula Malurung ini meninggal pada sekitar tahun 1270 Masehi. Ia kemudian disemayamkan Jajagu. Sementara itu, Narasinghamurti juga meninggal tak lama kemudian. Ia lalu dicandikan di Mireng. Baca juga Peninggalan Sejarah yang Menunjukkan Eksistensi Kerajaan Tarumanegara 5. Kertanegara Arca Joko Dolog Perwujudan Raja KertanegaraSumber Silsilah raja pemimpin Kerajaan Singasari selanjutnya berada di tangan anak laki-laki Wisnuwardhana yang bernama Kertanegara. Menurut catatan sejarah, ia resmi naik tahta pada tahun 1268 Masehi dengan gelar Sri Maharajadhiraja Krtanegara Wikrama Dharmmottunggadewa. Sebelum menjadi raja, ia pernah diangkat menjadi raja muda pada tahun 1254 Masehi. Gelar yang dipakainya pada saat itu adalah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa. Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara inilah Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaannya. Ia memiliki misi untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara. Beberapa wilayah yang sudah berhasil ditaklukkannya adalah Melayu, Tumasik, Pahang, seluruh pulau Jawa, dan Bali. Kertanegara menikah dengan seorang putri bernama Sri Bajradewi. Dari pernikahan tersebut, mereka memperoleh empat orang anak, yaitu Tribhuwananeswari, Gayatri, Jayendradewi, dan Narendraduhita. Keempat putrinya itu nanti menikah dengan Raden Wijaya yang mendirikan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Singasari memang meraih kejayaan saat dipimpin oleh Kertanegara. Namun, ini juga merupakan akhir dar era kerajaan tersebut. Pada tahun 1293, terjadi penyerangan terhadap Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang. Jayakatwang adalah menantu dari Wisnuwardhana. Pemberontakan tersebut berakibat fatal dan menewaskan Kertanegara dan juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Singsari. Baca juga Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri Sudah Puas Menyimak Silsilah Lengkap dari Penguasa Kerajaan Singasari di Atas? Demikianlah informasi lengkap tentang silsilah para raja pemimpin Kerajaan Singasari. Bagaimana? Apakah sudah menjawab rasa ingin tahumu? Selain itu, kalau misalnya juga sedang mencari ulasan serupa tentang kerajaan-kerajaan lain di nusantara, kamu bisa mendapatkannya di PosKata. Tunggu apalagi? Yuk, langsung saja dicek! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. SilsilahKeturunan Raja-Raja: Kerajaan Siak Sri Indrapura Dan Kerajaan Pelalawan . Tersimpan di: Main Author: -(-) Format: Book: Bahasa: ind: Terbitan: Pekanbaru b, 1988: Silsilah Kurunan Raja-Raja Kerajaan Siak Sri Indrapura dan Kerajaan pelalawan oleh: Umar Muhammad
Beberapa hari sebelum ini saya agak heboh ke beberapa orang. Jadi waktu itu akan ada FTV yang lokasi syutingnya itu di Sinjai, kampung halaman tercinta yg selalu saya bangga2kan kemana-mana, bahkan sampai ke luar negeri eh. Bukan cuman itu, pemainnya juga menjanjikan bo’ ada Deddy Mizwar. Jaminan kualitas sebuah tayangan, baik film maupun di televisi. Judulnya Dijual Garis Darah. Oia, waktu nulis ini, FTV-nya sudah ditayangkan kemaren, tanggal 23 Desember 2011 ^^ Oke, karena ini FTV, dan tidak tau kapan akan ditayangkan lagi, saya ceitakan saja sinopsisnya. Buat saya siy menarik dan menyentil, karena sampai saat ini masih sering jadi bahan pembicaraan, khususnya orang2 di Sulawesi. Secara garis besar ceritanya tentang 2 orang yang saling mencintai yang terpaksa dipisahkan karena setelah dirunut garis darah masing2, para kakek buyut mereka ternyata bermusuhan. Sehingga orang tua sang gadis tidak rela anaknya berhubungan dengan keturunan dari musuh nenek moyang mereka. Klise ya? Sepertinya. Tapi seperti biasa pula, selalu ada pesan2 baik yang disampaikan oleh Deddy Mizwar dalam setiap tayangan yang melibatkan beliau. Di bawah ini saya coba menuliskannya kembali, tentunya ditambah opini saya pribadi tentang hal ini. Pertama, tentang silsilah keturunan. Mungkin bukan hanya di Sinjai ada yang seperti ini. Dulu waktu masih jaman penjajahan, kita kan belum bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap daerah ada penguasa atau Rajanya masing-masing. Mereka inilah para bangsawan, yang memiliki daerah kekuasaan dan rakyat yang patuh pada perintah sang Raja. Di daerah Bugis Makassar, para Raja ini diberi gelar Andi. Ada juga yang bergelar Petta atau Karaeng. Ketika pemerintahan beralih ke sistem Republik, para Raja di jamannya ini masih tetap memiliki posisi yang terhormat. Tetap disegani oleh rakyatnya. Sampai sekarang bahkan masih ada kan ya sistem kerajaan di Indonesia. Seperti di Solo atau Yogyakarta. Penghormatan masyarakat umum kepada para bangsawan masih tetap berlanjut hingga saat ini. Walau tidak terang2an seperti dulu, tapi tetap para bangsawan itu ”disegani” utamanya di kalangan rakyat biasa. Inilah yang kadang menciptakan polemik. Siapa keturunan Raja siapa, yang mana yang masih berpengaruh, apakah masih layak bergelar Andi atau tidak, jelaskah runutan silsilah keluarganya, dll. Sebagian masih mengagung-agungkan kebangsawanannya, sebagian lain -yang lebih moderat- tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Well, pada akhirnya itu pilihan kita sih. Mau mengagung-agungkan kebangsawanan nenek moyang kita pada masa lalu atau memilih untuk menjadi ”setara” dengan yang lain. Tapi ada satu hal penting yang juga secara lugas sudah disampaikan pada film ini, bahwa ”yang paling penting adalah perilakumu. Bukan asal usul keluargamu. Ini yang sering dilupakan oleh para bangsawan kita” Absolutely right. Dari apa yang saya lihat di sekeliling saya, betapa banyak orang2 yang begitu disibukkan dalam mempermasalahkan ke-Andi-annya. Dengan sangat bangga memajang gelar tersebut. Dalam titik ekstrim malah ada yang sampai marah jika ada yang lalai memasang gelar tersebut pada nama lengkapnya. Misalnya nih ya, seseorang diundang dalam sebuah acara. Dalam undangan tersebut, tidak ada gelar Andi yang tertera. Ada loh, yang sampe tidak mau menghadiri undangan tersebut karena gelar Andi-nya tidak disertakan. Oemji.. Padahal, dulu, seseorang diberi gelar bangsawan, diberi posisi terhormat di kalangan masyarakat, dan bahkan dipercaya oleh rakyatnya memerintah di suatu daerah, tentu karena sikap dan perilakunya yang juga terhormat. Mereka bukan orang yang sibuk kesana kemari membahas siapa yang lebih tinggi derajatnya dari yang lain. Mereka adalah orang2 yang bertanggung jawab terhadap kehidupan rakyatnya pada saat itu, termasuk melindungi dari para penjajah. Itu yang saya tau. Kedua. Tentang cinta mencinta. Haha, ini saya bahas lebih karena ia juga menjadi topik utama dalam film ini. Menyakitkan memang, ketika terpaksa dipisahkan dengan orang yang dicintai karena masalah perseteruan nenek moyang kita yang bahkan kita tidak pernah melihatnya. Begini. Kita sepakat kan, kalo sifat, karakter, perilaku seorang anak adalah bentukan dari didikan orang tua dan lingkungan terdekatnya ketika ia masih kecil? Tidak secara keseluruhan pastinya, tapi sebagian besar. Nah, ada orang tua yang sepenuhnya memberikan kebebasan pada anak dalam menentukan masa depannya, termasuk dalam memilih pendamping misalnya. Ada pula orang tua yang merasa turut andil dalam kehidupan anaknya, sehingga merasa perlu untuk mencarikan jodoh. Muncullah istilah Pilot, pilihan orang tua hehe. Tidak ada yang salah, sekali lagi semuanya kembali ke pilihan masing-masing. Nah, apa yang ingin saya katakan adalah, jika memang ada orang tua yang tidak ingin anaknya asal pilih pasangan tanpa melihat asal usul dan latar belakang keluarganya, itu semestinya ditanamkan sejak mereka masih kecil. Sejak kecil mereka dibiasakan dan secara tidak langsung dipahamkan bahwa tidak boleh sembarangan dalam memilih pendamping hidup. Harus jelas siapa keluarganya misalnya. Itu kalau orang tuanya memang tidak ingin anaknya menikah dengan orang yang tidak dikenal oleh orang tuanya. Sehingga secara mental, terbentuk pola pikir demikian di benak sang anak. Secara otomatis ia akan berhati-hati dalam menentukan pilihan pendamping. Poinnya adalah, sang anak tidak dikagetkan ketika ia sudah terlanjur mencinta dan menjumpai kenyataan orang tuanya tidak menyetujui pilihannya. Jika demikian bisa saja anaknya berkata kenapa tidak bilang dari dulu kalo ada aturan seperti itu? Ini yang kadang juga dilupakan oleh beberapa orang tua. Anaknya dibebaskan untuk pacaran dengan siapa pun, sejak awal tidak diingatkan bahwa ia –orang tuanya- memiliki standar dalam menentukan siapa yang akan dipilih menjadi calon menantunya. Tanpa adanya komunikasi seperti ini, ya wajarlah yaa kalo pilihan sang anak kebentur sama standar orang tuanya. Mohon maaf, sekali lagi ini menurut pengamatan pribadi saya yaa. Catet, pengamatan bukan pengalaman haha.. dibahas. Yang saya tau, di kalangan kerajaan, sejak kecil anak-anak mereka sudah dibiasakan dengan segala tata krama yang harus dipatuhi. Mulai dari perilaku, pergaulan, bahkan mungkin sampai ke pakaian kali ya? Demikian komentar saya soal silsilah dan garis keturunan. Semoga tidak ada lagi yang tersinggung dengan tulisan saya ini. Fyi, sampai saat ini topik ini masih sering jadi bahasan dalam pembicaraan orang2 di daerah saya. Butuh keberanian dan sikap tegas untuk mendobrak aturan2 yang kadang ndak masuk akal itu. Itu baru masalah keturunan. Belum lagi soal ritual adat istiadat yang urusannya lebih ruwet lagi. Saya akan membahasnya di bagian lain. Ngantuk euy.. plak Trivia Di antara beberapa daerah yang pernah menganut sistem kerajaan di Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, kenapa ya dipilih daerah Sinjai Bone untuk mengangkat tema ini dalam sebuah ftv? Apa memang kedua daerah ini terkenal dengan orang2nya yang masih suka membangga2kan kebangsawanannya? Jika memang iya, kok saya justru malu ya? Hare geneee…
Sebuahwarisan tak ternilai secara materi dari keturunan Walisongo itu. Silsilah KH Ahmad Dahlan Mengutip buku Riwayat Hidup K.H.A Dahlan, berikut silsilah nasab H Ahmad Dahlan dari jalur ayah, KH Abu Bakar: KH Ahmad Dahlan bin KH Abu Bakar bin KH Moh. Sulaiman bin Kyai Murtadho bin Kyai Ilyas bin Demang Jurang Juru Kapindo bin Demang Jurang

Silsilah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas SILSILAH Sanggar Anak Alam Silsilah keluarga saya Ranji silsilah keturunan berat SILSILAH KELUARGA Meluruskan Silsilah Kekerabatan KH Ma’ruf Amin dan Syekh Nawawi al-Bantani Kanzunqalam’s Blog Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW Lengkap – Official Website Silsilah Keturunan Keluarga Baratha jendelailmubasajawi Katalog Media BPMPK SILSILAH KELUARGA Beredar Silsilah Ipong Keturunan Batoro Katong dan Ki Ageng Mirah Faizatul Rosyidah Blog MENGENALKAN SILSILAH KELUARGA PADA ANAK AC09-3-4 - Silsilah Keturunan Dinasti Alaidin Kerajaan Besar Atjeh Darussalam 1 - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Silsilah Nabi Muhammad SAW sampai Nabi Adam Lengkap Bisnis Indonesia Ketahui Manfaat Mengenali Silsilah Keluarga Ivan Lanin på Twitter “Istilah silsilah keturunan dalam bahasa Indonesia, Jawa, dan Sunda. … " Eno Ani Liyani Silsilah Keluarga beserta Manfaatnya Silsilah keturunan rasulullah Silsilah / Ranji Keturunan - SIKEDA - JIKEDA Pemerintah Kota Bukittinggi Silsilah Keturunan Nabi Muhammad yang Perlu Diketahui Umat Islam SILSILAH Sanggar Anak Alam Mendesain Silsilah Keluarga Menarik dan Unik, Gratis - Canva BerkasSilsilah Keturunan Raja - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Silsilah Keturunan PDF Susunan anggota keluarga dapat dituliskan dalam sebuah - Ranji silsilah keturunan berat Silsilah Keluarga - Bani Syuhada Indonesia Silsilah Keluarga PDF Al Burdah Media - Silsilah Singkat Nasab Keturunan MAHMUD… Facebook Aviny’s blog SILSILAH KELUARGA Begini Jejak Silsilah Ratu Elizabeth dan Nabi Muhammad, Ditulis Koran Maroko lalu Heboh - Silsilah-Keluarga Madrasah Diniyah AL-GHOZALI Silsilah Keluarga Bacharuddin Jusuf Habibie Kanzunqalam’s Blog Silsilah Keluarga Kerajaan Inggris Silsilah 25 Nabi Ternyata Hampir Semua Kerajaan di Eropa itu Bersaudara, Begini Silsilah Keluarga Besar Mereka Inilah 8 Silsilah Keluarga Tertua di Dunia, Usianya Ribuan Tahun Mengenal Garis Silsilah Arab Sebagai Latar Belakang Dalam Melihat Peta Keluarga Nabi Muhammad SAW - Varman Institute Produk Pembelajaran Silsilah Keluarga dan Metodologinya - SMA N 1 Pamotan SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH - ppt download Menemukan Gen Keluarga, Menelusuri Silsilah - Hs Family Blog SILSILAH KELUARGA KH…. - Pondok Pesantren Sabilurrosyad Facebook Silsilah Bharata Silsilah KHR As’ad Syamsul Arifin Pahlawan Nasional, Keturunan Sunan Kudus, Sunan Ampel dan Sunan Giri ? Kanzunqalam’s Blog Silsilah Keluarga — SteemZzang Perhatikan skema silsilah keturunan berikut ini … Lembaga Rabithah Alawiyah Catat Keturunan Nabi Muhammad, Benarkah Rizieq Shihab Seorang Habib? - Silsilah keturunan para nabi,, - YouTube Silsilah Bugis Makassar SILSILAH 25 NABI SILSILAH KELUARGA KH…. - Pondok Pesantren Sabilurrosyad Facebook Silsilah Kekerabatan Jokowi, Prabowo Subianto, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno, Melalui Jalur Sultan Demak Raden Fattah Kanzunqalam’s Blog SILSILAH KETURUNAN SUNAN GUNUNG JATI ASLI TERNYATA ADA DI PESANTREN CIREBON – rajacarubannagari SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW SILSILAH SAMPAI ADNAN - YouTube Silsilah Keluarga Besar PDF Tahukah Anda Istilah Silsilah Keluarga Berikut? blog. paperplane Terungkap, Choi Siwon Masih Keturunan Raja Korea Dinasti Joseon Silsilah keluarga besar H. Ma’un - Hj. Muhibah by Arwan Amin Keturunan Hang Tuah di Kesultanan Malaka, Pahang, Siak, Johor dan Perak Kanzunqalam’s Blog Silsilah Usman bin Affan Sejarah Indonesia Aqidatul Awam - Mengetahui Silsilah Keluarga Nabi Muhammad SAW Dari silsilah tersebut menerangkan bahwa dari garis keturunan ayahnya dan ibunya mereka berasal - Jual Silsilah keturunan raja mataram asli di Lapak unique_shop Bukalapak √ 5 Aplikasi Silsilah Keluarga Offline Terbaik dan Gratis Pesan Injil Penjelasan Perbedaan Garis Silsilah Yesus dalam Injil Matius dan Injil Lukas 10 Situs Ini Bisa Mencari Silsilah Keluarga, Siapa Nenek Moyangmu? What Is Silsilah Keluarga Syarif Mekkah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 1 New Silsilah Keluarga Keturunan Panjalu Uyut Eno X Encoh Hingga H. Ibrahim PDF SILSILAH Garis Keturunan KEMAS Kiai Mas Adek Tembilahan Flickr Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga - PDF Download Gratis Silsilah Keturunan Raja-raja Sumedanglarang Cipaku Darmaraja NAMA-NAMA KETURUNAN ARUNG PALA PASEMPE PALAKKA DI BONE - YouTube Istilah Pancakaki, Nama Keluarga atau Silsilah Keturunan Sunda - Viral Buku Silsilah Keluarga, Jumlah Halamannya Ratusan Lembar - Hot Silsilah Kekerabatan Sandiaga Uno dari Jalur Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah Cirebon Kanzunqalam’s Blog Inilah 8 Silsilah Keluarga Tertua di Dunia, Usianya Ribuan Tahun Halaman 2 Reuni Keluarga Silsilah Keluarga Besar Mbah Buyut Ali Murjo ASAL DAN USUL - Silsilah Keluarga Prabowo Subianto Ayah… Facebook Inilah Silsilah Keluarga Raja Arab Saudi Sejarah, Asal Usul dan Berdirinya Kerajaan Arab Saudi Moslem Today Silsilah 25 Nabi Silsilah keluarga POSTER FHOTO SILSILAH ALAWIYYIN SILSILAH HABAIB SILSILAH KETURUNAN AHLUL BAIT uk Jumbo UK 74X102 CM Shopee Indonesia Tuliskan silsilah keturunan Sunan Gunung Jati dari ayah dan ibunya?​ - Penjelasan Bahwa Garis Nasab Nabi Muhammad Sampai ke Nabi Ibrahim as pengelompokan keturunan Silsilah Keturunan Dalem Aria Wira Tanu CIKUNDUL 2 Flickr Beredar Silsilah Ipong Keturunan Batoro Katong SILSILAH KETURUNAN SUKU WUNTUN HAWU SAWU NOK X Menelusuri Keturunan Raja Andi Sudirman Sulaiman hingga ke Raja Bone XVI La Patau Matanna Tikka – FAJAR - Page 2 Silsilah Keluarga – Banu Abdurrahim Dalam silsilah keluarga Jawa… - Paniradya Kaistimewan Facebook Mendesain Silsilah Keluarga Menarik dan Unik, Gratis - Canva Pentingkah Memahami Silsilah Keturunan? - Silsilah Keluarga ABDUL HAQ Silsilah Orang Sabu dari yang “Paling Keramat” sampai keturunan ke-71, atau Keturunan ke-21 dari orang pertama yang mendiami Tanah Sabu - Pegiat 7 Aplikasi Silsilah Keluarga untuk Android dan PC Silsilah Keluarga Doc Software Silsilah Keluarga - movievoper Sebutkan Silsilah Utsman bin Affan!Plis jawab di kumpulin sekarang pliss​ -

NamoraSilambok menetap dan berketurunan di Hutaraja. Saat ini, umumnya marga Sibagariang yang bermukim di Hutaraja merupakan keturunan Namora Silambok. Sedangkan Guru Sohalompoan tidak menetap di Hutaraja namun pergi ke daerah Pulau Samosir untuk mengadu kesaktiannya. Konon, Guru Sohalompoan memiliki kesaktian khusus dan mampu mengobati penyakit.

Pengaplikasian Ranji dan Silsilah Raja-Raja di Minangkabau Artikel menarik ini dikutip dari “cucu Stialam’s site” http// ditulis dalam bahasa Malaysia campur Minang dengan judul “Apo Maksud Silsilah Raja-Raja di Minagkabau”. Catatan Nama Raja Pagaruyung sebelum Adityawarman dalam artikel ini adalah Angkerawarman, di berbagai literatur nama mamak dari Adityawarman adalah Akarendrawarman. ================================================= Apa dia maksud Silsilah ? Bagaimana mau meluruskan sejarah Minangkabau kerana ia tidak bisa hanya berdasarkan sebuah silsilah yang di susun kemudian, samada para ahli atau pakar sehebat apapun… inilah kata-kata Datuk Bungsu’ mengingatkan kepada orang-orang luar yang datang dengan silsilah untuk menunjukkan hubungkait keluarga mereka dengan keluarga asal di Minangkabau…. SILSILAH adalah hubungkait antara keluarga sekaum dalam bentuk tertulis atau bertulis. Hubungkait antara sekaum ini berdasarkan garis bapak secara patrilineal. Unsur utamanya adalah garis keturunan dari lelaki ke lelaki. Sedangkan hubungkait antara keluarga sekaum berdasarkan garis ibu secara matrilineal, disebut RANJI. Bagi masyarakat Minangkabau yang mengerti dengan hukum adat, RANJI ADALAH LEBIH PENTING DARI SILSILAH. Ranjilah yang dipedomani oleh semua orang, apakah seseorang itu berhak dan boleh menyandang gelar Datuk didalam kaumnya ataupun tidak. Sebab, seorang penghulu di dalam kaum, ibunya haruslah dari kaum ibunya sendiri. Jadi, seorang penghulu tidak perlu diangkat suku lain, tetapi harus diakui oleh kaumnya. Ranji kaum disusun oleh kaum itu sendiri. Tidak mungkin ranji sebuah kaum di Pagaruyung, disusun atau dikotak katik oleh orang lain dari daerah lain. Dengan maksud lain, tidak akan ada sebuah kaum dalam menyusun ranjinya dengan cara “mintak angok kalua badan”… Sekiranya benar-benar ada orang-orang yang ingin meluruskan sejarah di Minangkabau, mereka harus mempedomani naskah-naskah tua warisan orang-orang terdahulu yang sudah diakui semua pihak, seperti TAMBO PAGARUYUNG. Didalam Tambo Pagaruyung kedua bentuk hubungkait itu sengaja dicantumkan, gunanya untuk menjaga keaslian keturunan Raja-Raja Pagaruyung berikutnya. Garis perwarisan secara patrilineal merupakan payung cadangan bagi seorang penerjun bila payung utamanya tidak mengembang diudara. Artinya, garis sistem patrilineal hanya dipakai apabila tidak ada lagi keturunan menurut garis matrilineal. Oleh kerana itulah didalam Tambo Pagaruyung dicantumkan pepatah adat yang menyebut, ” adat rajo turun tamurun, adat puti sunduik basunduik”. TAMBO PAGARUYUNG, adalah RANJI dan SILSILAH dari Raja-Raja Pagaruyung yang telah dimulai sejak sebelum Adityawarman menjadi Raja Pagaruyung sampai kepada Daulat Yang Dipertuan Sultan Alif Khalifatullah. Tambo Pagaruyung pada masa itu disampaikan secara lisan turun temurun. Setelah baginda memerintah, penulis-penulis istana yang sudah memahami bahasa surat, menyalin Tambo Pagaruyung ke dalam tulisan Arab-Melayu dalam bentuk syair-syair. Tradisi penyalinan Tambo Pagaruyung diteruskan oleh Daulat Yang Dipertuan Fatah ayahanda dari Sultan Alam Bagagar Syah, Raja Pagaruyung yang ditangkap Belanda dan dibuang ke Betawi. Baginda Sultan Fatah adalah generasi ketujuh setelah Sultan Alif Khalifatullah. Para ahli dan para penulis istana tulisan Arab-Melayu itu ditranskripsikan ke dalam tulisan Latin, budaya tulis yang dibawa oleh penjajahan Belanda. Namun transliterasi itu masih dalam bahasa Minangkabau lama. Terakhir, Tambo Pagaruyung disalin dan disusun oleh ahli waris Raja-Raja Pagaruyung itu sebagaimana sebuah silsilah yang dikenal dalam penulisan silsilah zaman moden. Generasi pewaris kerajaan yang menyusun ranji dan silsilah itu adalah generasi ketujuh pula dari Sultan Fatah. Dengan demikian, setiap tujuh generasi Tambo Pagaruyung terus disempurnakan. ” Satitiak indak ilang, sabarih indak lupo”. Tambo Pagaruyung adalah rujukan dan pedoman bagi siapa-siapa yang seharusnya menjadi Raja. Mereka yang tidak menjadikan Tambo Pagaruyung sebagai rujukan dalam pelurusan sejarah Kerajaan Pagaruyung, sama saja dengan “manggantang asok” atau “curito si Miun di lapau tapi tabiang”. Raja di Pagaruyung bukan diturunkan dari ayah kepada anak laki-laki, tetapi kepada anak laki-laki dari saudara perempuan. Orang Minang mengekalkan aturan pewarisan ini dalam pantunnya Biriak-biriak turun ka samak Dari samak ka halaman Dari niniak turun ka mamak Dari mamak ka kamanakan Maksud pantun itu adalah, bahwa pewarisan harus dari mamak ke kemenakan dan itulah juga inti hubungan saparuik atau sistem matrilineal itu. Pewarisan menurut garis matrilineal seperti ini sudah berlangsung semenjak Raja Pagaruyung yang bernama Raja Angkerawarman menyerahkan mahkota kerajaannya kepada kemenakannya Adityawarman. Hal itu kemungkinan kerana Adityawarman adalah anak dari Puti Dara Jingga, yang merupakan saudara perempuan sepupu dari Raja Angkerawarman. Artinya, Adityawarman menerima penobatannya menjadi Raja dari mamaknya. Seandainya Adityawarman hanya mahu meraja-rajakan diri saja, tanpa jelas siapa yang memberikan wewenang kepadanya, dipastikan perkara ini akan ditolak oleh seluruh orang Minangkabau masa itu. Tetapi oleh kerana dia menerima waris Raja itu dari mamaknya, itulah sebabnya dia diakui sebagai Raja Pagaruyung. Seandainya Minangkabau pada masa itu menganut sistem patrilineal, tentulah Adityawarman harus menjadi Raja di Majapahit bukan di Minangkabau. Ketentuan adat seperti ini tidak banyak datuk-datuk yang tahu, kerana mereka terlalu sombong dan menganggap pengetahuannya sudah cukup untuk berkaok-kaok mahu meluruskan sejarah Minangkabau. Padahal ketentuan adat seperti ini sudah dibakukan dalam UNDANG- UNDANG TANJUANG TANAH. Sudah ” basuluah matoari, bagalanggang mato urang banyak”. Sudah ditulis dan dibukukan, sudah diteliti secara keilmuan. Buku Undang-Undang Tanjung Tanah itu adalah sebuah dokumen sejarah tertua kerajaan Melayu Minangkabau yang ditemukan oleh sarjana asing di daerah sekitar Kerinci. Kalau benar-benar mahu meluruskan sejarah, sebelumnya harus mengerti dan faham dengan berbagai istilah yang lazim digunakan didalam pewarisan menurut hukum adat Minangkabau sebagaimana yang tercermin dalam Tambo Pagaruyung. Ada yang di sebut sapiah balahan’. iaitu maksudnya adalah, keturunan raja dari pihak perempuan secara matrilineal yang di rajakan diluar Pagaruyung. Sekiranya keturunan raja yang ada di Pagaruyung punah, mereka sapiah balahan’ itu berhak mewarisi dan melanjutkan kerajaan. Jika sapiah balahan masih ada, belum akan diserahkan pewarisan raja kepada pihak lain, apalagi kepada datuk-datuk yang tidak mempunyai kaitan dengan keturunan raja Pagaruyung. Kemudian dari itu ada yang disebut kuduang karatan’. Maksudnya adalah, keturunan raja Pagaruyung itu dari pihak sebelah laki-laki. Mereka pula tidak dapat menjadi raja di Pagaruyung, sekalipun pewaris raja Pagaruyung itu punah. Mereka hanya berhak menjadi raja pada daerah-daerah yang telah ditentukan bagi mereka untuk menjadi raja. Kenapa? kerana mereka tidak berada dalam lingkar garis matrilineal, kerana ibu mereka bukan dari keturunan raja Pagaruyung. Selanjutnya ada juga yang disebut kapak radai, dan timbang pacahan’. Kedua kelompok ini pula terdiri dari orang-orang besar, raja-raja di rantau, datuk-datuk perangkat raja Pagaruyung yang diangkat dan diberi penghormatan oleh raja Pagaruyung. Tetapi malangnya ada sebahagian dari mereka sudah menganggap pula sebagai keturunan raja Pagaruyung, padahal mereka hanya kaki tangan raja saja. Menurut Datuk “Bungsu” lagi , “TIDAK MUNGKIN ADA SUATU ATURAN ADAT YANG BERLAKU DI RANAH MINANG SEKARANG, KALAU TIDAK ADA YANG MENYUSUNNYA…”. Pasti ada sebuah kekuasaan yang TELAH menetapkan aturan-aturan itu. Seandainya datuk-datuk saja yang menyusun aturan-aturan yang sebegitu rumit secara bersama-sama , dipastikan tidak akan kunjung selesai, kerana setiap datuk merasa dirinya merdeka dan punya pemikiran sendiri-sendiri. Oleh kerana itulah, semua aturan adat Minangkabau yang ada dan dijalankan sampai sekarang adalah warisan dari struktur pemerintahan kerajaan Pagaruyung dahulu. Jika dahulu merupakan aturan sebuah kerajaan, sekarang sudah menjadi aturan adat dan budaya. Struktur adat demikian, dicatat dan dihuraikan dalam RANJI LIMBAGO ADAT ALAM MINANGKABAU. Sekiranya seseorang itu ingin mempelajari atau mahu meluruskan sesuatu sejarah di Minangkabau, mereka mestilah mengetahui dan mempelajari dari naskah-naskah tua yang ada di Minangkabau tersebut. Naskah – naskah ini ada yang namanya TAMBO ALAM MINANGKABAU, yang berisi tentang kisah asal usul orang Minang termasuk juga sebagian silsilah raja-raja dan beberapa latar belakang terbentuknya aturan-aturan adat. Ada pula yang namanya TAMBO ADAT MINANGKABAU atau UNDANG-UNDANG ADAT MINANGKABAU yang berisi aturan-aturan dan tatacara yang berlaku dalam kehidupan orang Minang. Ada pula yang namanya TAMBO PAGARUYUNG yang berisi ranji dan silsilah keturunan dan ahli waris Raja Raja Pagaruyung. Ada juga yang di sebut naskah TAMBO DARAH yang berisi ketentuan Raja Pagaruyung mengirim putera-puteranya ke delapan negeri untuk dirajakan disana. TAMBO DARAH ini juga dikenali dengan SURAT WASIAT SULTAN NAN SELAPAN. Ada pula naskah yang disebut RANJI LIMBAGO ADAT ALAM MINANGKABAU., yang merupakan struktur dari kerajaan Pagaruyung itu. Jadi ternyata orang-orang Minang dahulu sudah sangat RAPI menyusun aturan adat dan ranjinya. Apa yang mereka orang-orang Minang jalankan sekarang, adalah ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku sejak sekian lama, ” TIDAK DIBUAT- BUAT DAN TIDAK PULA DIKARANG- KARANG “. Didalam RANJI LIMBAGO ALAM MINANGKABAU,.. “pohon ada pucuknya, adat juga ada pucuknya”. PUCUK ADAT itu adalah Raja Pagaruyung yang terdiri dari Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat. Ketiga Raja ini merupakan sebuah kesatuan yang utuh kerana masing-masingnya berasal dari keturunan yang sama,. Three in one Ketiga raja ini disebut juga RAJO TIGO SELO. RAJO TIGO SELO dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh beberapa orang besar atau BASA yang kumpulannya disebut BASA AMPEK BALAI, semacam dewan menteri atau kabinet. Empat orang besar ini mempunyai tugas. bidangkuasa tertentu dan tempat kedudukan atau wilayah sendiri pada nagari-nagari yang berada di sekeliling pusat kerajaan Pagaruyung. Pertama, Datuk Bandaro Putiah yang bertugas sebagai Panitahan atau TUAN TITAH mempunyai kedudukan di Sungai Tarab dengan gelar kebesarannya PAMUNCAK KOTO PILIANG. Panitahan merupakan pimpinan, kepala atau yang dituakan dari anggota Basa Ampek Balai dalam urusan pemerintahan umpama Perdana Menteri. Kedua, Tuan Makhudum yang berkedudukan di Sumanik dengan gelar ALUANG BUNIAN KOTO PILIANG yang bertugas dalam urusan perekonomian dan kewangan umpama Menteri Kewangan. Ketiga, Tuan Indomo yang berkedudukan di Saruaso dengan gelar PAYUNG PANJI KOTO PILIANG yang bertugas dalam urusan pertahanan dan perlindungan kerajaan. Umpama Menteri Pertahanan seperti yang ada sekarang. Keempat, Tuan Kadhi yang berkedudukan di Padang Ganting dengan gelar SULUAH BENDANG KOTO PILIANG yang bertugas mengurus masaalah-masaalah keagamaan dan pendidikan. Selain Basa Ampek Balai sebagai pembantu Raja, juga dilengkapi dengan seorang pembesar lain yang bertugas sebagai panglima perang yang setara dengan anggota Basa Ampek Balai lainnya. Beliau ini disebut Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh dengan gelar HARIMAU CAMPO KOTO PILIANG. Tuan Gadang ini bukanlah anggota dari Basa Ampek Balai tetapi kedudukanya setara dengan masing-masing anggota Basa Ampek Balai iaitu tetap takluk kepada raja. maklumat-maklumat dalam tulisan ini diambil dari waris keturunan Rajo Alam Pagaruyung Filed under Lintasan Sejarah Minangkabau, Pengaplikasian Ranji dan Silsilah Raja-Raja di Minangkabau Tagged Adat Minangkabau, Bali, Business, Dari Persian, Indonesia, Lintas Sejarah Minangkabau, Loan, Malay language, Malay styles and titles, Malaysia, Minangkabau

3 Karaenga ri Tanah beru. Ilustrasi penyerangan para raja dan seluruh para pejuang di wilayah kekuasaan bulukumba di abad ke-16 sampai 20. Pahlawan yang sempat tercatat dalam sejarah baru di era pemerintahan negara republik yaitu : H.A.Sultan Daeng Raja di Gangking, dan A.Mappijalang di Basokeng Bontotiro.

Silsilah Dan Asal-Usul Sisingamangaraja yang Merupakan Keturunan Minangkabau Bakkara kbn lipanri Sisingamangaraja XII lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953. Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar/Mangulaihuta Sinaga, yang kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu, naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama OP Palti Raja Sinaga keturunan dari Tuanku Polki Nangolngolan Mauli Warman nama penyebutan Tuanku Rajo Tuanku Rao di Sumatra Barat yang ke IV Yang bernama Singa Warman Singa Rimbun Di Simalungun , selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy politik pintu terbuka Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring perjanjian pendek di Sumatera terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda sendiri berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga puluhan tahun. Sisingamangaraja adalah keturunan seorang pejabat yang ditunjuk oleh raja Pagaruyung yang sangat berkuasa ketika itu, yang datang berkeliling Sumatera Utara untuk menempatkan pejabat-pejabatnya. Dalam sepucuk surat kepada Marsden bertahun 1820, Raffles menulis bahwa para pemimpin Batak menjelaskan kepadanya mengenai Sisingamangaraja yang merupakan keturunan Minangkabau dan bahwa di Silindung terdapat sebuah arca batu berbentuk manusia sangat kuno yang diduga dibawa dari Pagaruyung. Sampai awal abad ke-20, Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus yang bertugas menyampaikannya kepada pemimpin Pagaruyung. Silsilah Tuanku Polki Nangolngolan Mauli Warman Mauli Warman digantikan oleh anaknya yang bernama Gajahyana Warman,digantikan oleh anaknya yang bernama Tungga Warman,digantikan oleh anaknya yang bernama Jaya Naga Warman saniang naga ,digantikan oleh anaknya yang bernama Nala Singa Warman Singa Rimbun / Raja Sinaga ,digantikan oleh anaknya Mangulahihuta Sinaga Pulo Batu/ Sinaga ,Sebelum meninggal Mangulahi Huta Sinaga telah memberikan Wasiatnya kepada Anaknya yang bernama Palti Sinaga Sinaga Dihadapan Saksi yang Mendengar dan Menandatangani Tahun 1906. limber sinaga no title21 Apr 2023 Delapan Puluh Pati TNI Resmi Menyandang Pangkat Baru14 Apr 2023 Permasalahan Hukum Menerbitkan IMB Tampa Sertifikat Tanah8 Mar 2023Permasalahan Penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan Kbn_Lipanri- Pengamat Tata Ruang Kota, Nirwono Joga mengatakan, Izin mendirikan Bangunan IMB tidak dapat dikeluarkan jika tidak disertai dengan Sertifikat Hak Milik SHM. Namun, IMB bukan kepemilikan hak atas tanah. “IMB hanya untuk bangunan bukan kawasan, IMB bukan bukti kepemilikan hak atas tanah,” ujar Nirwono kepada Selasa 7/3. by … Continue reading Permasalahan Hukum Menerbitkan IMB Tampa Sertifikat Tanah → Tonton “Komnas HAM Sebut Korban Pelanggaran HAM Berat Sudah Diverifikasi” di YouTube4 Mar 2023Beberapa Pelanggaran Ham Dari Mulai Pembentukan Negara Republik Hingga G30SPKI” Jakarta, Kbn_Lipanri Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haytar menyerahkan data kasus pelanggaran HAM di Aceh kepada Pemerintah Pusat melalui Menko Polhukam Mahfud MD. Data tersebut bersumber dari rekapitulasi investigasi yang telah diambil pernyataan langsung oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi KKR Aceh untuk … Continue reading Tonton “Komnas HAM Sebut Korban Pelanggaran HAM Berat Sudah Diverifikasi” di YouTube → Tonton “Kades Carita Ditangkap Polda Banten Palsukan AJB dan Jual Tanah Warganya Senilai Rp 1,2 Miliar” di YouTube2 Mar 2023Wahyu Kurniawan Kades Diduga Jual Tanah Desa. Puluhan Warga di Kebumen Gerudug Kantor Desa Puluhan warga dari dua perdukuhan, yaitu Dukuh Gumiwang dan Dukuh Jimbun akhirnya mendatangi Kantor Balai Desa Giwangretno, Kebumen, Rabu 1/3/2023., protes dugaan penjualan tanah desa. Kbn_Lipanri-Puluhan warga dari dua perdukuhan, yaitu Dukuh Gumiwang dan Dukuh Jimbun akhirnya mendatangi Kantor Balai Desa … Continue reading Tonton “Kades Carita Ditangkap Polda Banten Palsukan AJB dan Jual Tanah Warganya Senilai Rp 1,2 Miliar” di YouTube → no title2 Mar 2023Wahyu Kurniawan Kades Diduga Jual Tanah Desa. Puluhan Warga di Kebumen Gerudug Kantor Desa Puluhan warga dari dua perdukuhan, yaitu Dukuh Gumiwang dan Dukuh Jimbun akhirnya mendatangi Kantor Balai Desa Giwangretno, Kebumen, Rabu 1/3/2023., protes dugaan penjualan tanah desa. Kbn_Lipanri-Puluhan warga dari dua perdukuhan, yaitu Dukuh Gumiwang dan Dukuh Jimbun akhirnya mendatangi Kantor Balai Desa … Continue reading → Tonton “Ratusan Oknum BPN Terlibat Mafia Tanah” di YouTube28 Feb 2023Perbuatan Melawan Hukum Oknum BPN Rugikan Negara Triliun Rupiah Kbn_Lipanri – Sejumlah perkara hukum mendera jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang ATR/Badan Pertanahan Nasional BPN. Ada ratusan pegawai BPN yang berurusan dengan aparat penegak hukum APH seperti kejaksaan dan kepolisian. Mereka terjerat dalam berbagai kasus. “Jumlahnya ada 277 orang pegawai,” ungkap Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala … Continue reading Tonton “Ratusan Oknum BPN Terlibat Mafia Tanah” di YouTube → Gugatan Raja Amarasi Viktor Hendrik Rasyam Koroh atau Raja Koroh yakni Magtelda Feb 2023Kbn_Lipanri- Istri mendiang Raja Amarasi Viktor Hendrik Rasyam Koroh atau Raja Koroh yakni Magtelda G. Koroh bersama anak dan cucu menggugat kepemilikan tanah di Kelurahan Sonraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Gugatan itu dilayangkan ke Pengadilan Negeri Oelamasi PN Oelamasi dengan nomor perkara 14/ Olm tertanggal 13 Februari 2023 lalu berdasarkan informasi yang … Continue reading Gugatan Raja Amarasi Viktor Hendrik Rasyam Koroh atau Raja Koroh yakni Magtelda G. → Mafia Tanah Di Pematangsiantar23 Feb 2023Pengadaan Tanah Bermasalah Di Pematang Siantar Di Duga Mallpraktek Pemberian Ganti Rugi Kepada Ptpn3,Sementara Perusahaan Tersebut Tidak Memiliki Alas Hak Sejarah Tanah”,Ungkap Limber Sinaga. Dalam rangka pelepasan atau mengakuisisi lahan eks HGU Kebun Bangun seluas 573,4 hektar yang ada di kawasan Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba, Pemerintah Kota Pemko Pematang Siantar akan melakukannya secara bertahap. … Continue reading Mafia Tanah Di Pematangsiantar → Oligarki Mafia Tanah18 Feb 2023Kbn_lipanri, menyebut bahwa luas kebun sawit yang dimiliki Bos Duta Palma Grub mencapai tiga kali luas Singapura. Hal itu disampaikan saat pembacaan pledoi pribadi bos Duta Palma Grup itu di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tipikor, di Pengadilan Negeri PN Jakarta Pusat, Kamis 16/2/2023. Awalnya, Surya menepis tuduhan sekaligus dakwaan yang dilayangkan kepadanya … Continue reading Oligarki Mafia Tanah → no title16 Feb 2023“NATINGKA NAIBARITA LOBI BORU NADEAK” —KERAJAAN SILIMAKUTA– “Dalam Laporan J Tideman” Kbn_Lipanri-RAJA di daerah ini adalah keturunan seorang pemburu yang berasal dan Tanah Pakpak yang mengejar seekor rusa bukan burung ke mimar yang ditembaknya di Lehu Sidikalang Dia bernama Si Girsang. Rusa itu dikejar oleh anjingnya sampai ke Tanduk Banuwa Sipiso-piso. Di sini mereka kehilangan … Continue reading → Mafia Tanah Di PTPN216 Feb 2023Contoh Pengelolahan Tanah Adat Selama Ini Oleh PTPN2 Di Deliserdang Ilegal Tanpa Alas Hak Asal-Usul Tanah. Kbn_Lipanri,MEDAN -Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Dispora Sumut, Baharuddin Siagian melalui Sekretarisnya, Ismail mengakui tidak mengtahui bahwa tanah yang dibeli untuk pembangunan sport centre memakai SK 10 bodong. “Kalau itu saya tidak tahu, itu di luar sepengetahuan kami,” ungkapnya … Continue reading Mafia Tanah Di PTPN2 → Tonton “Peluncuran Catatan Akhir Tahun 2020 Konsorsium Pembaruan Agraria” di YouTube15 Feb 2023“Bukti Peraturan Pemerintah Tidak Melibatkan Pemilik Hak Ulayat Adat,Budaya Nusantara Dalam Hal Pengadaan Tanah Di Indonesia,Terkesan Ingin Melupakan Atau Mentiadakan Asal_ Usul Tanah sejarah tanah Sesuai Undang_Undang Pokok Agraria.”, Ungkap Limber Sinaga. Kbn_Lipanri, Jakarta – Sebanyak 11 organisasi masyarakat sipil mendaftarkan gugatan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank … Continue reading Tonton “Peluncuran Catatan Akhir Tahun 2020 Konsorsium Pembaruan Agraria” di YouTube → Sejarah Nusantara Dan KronologiNya14 Feb 2023 Suratnarara12 Feb 2023 Korupsi Institusi Jiwasraya12 Feb 2023 Post navigation KBN LIPANRI ONLINE

Silsilahketurunan raja-raja Kerajaan Siak Sri Indrapura dan Kerajaan Pelalawan by H. T. S. Umar Muhammad, Tenas Effendy, T. Razak Jaafar, 1988, s.n.] edition, in
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID xo1sy2xQZqu7xb8TWHsnAWy5TgHtLqHCiPZ6f4vR-Tkj9SOubNjD3w==
Dari hasil perkawinannya itu lahir lima orang putra, masing-masing Opu Daeng Parani, Opu Daeng Marewah, Opu Daeng Cella`, Opu Daeng Manambong dan Opu Daeng Kamase," paparnya sembari menambahkan, putra-putra inilah yang kemudian merantau ke Selangor dan menjadi cikal bakal keturunan raja-raja di Malaysia hingga saat ini. Kabupaten Sinjai mempunyai nilai histories tersendiri, dibanding dengan kabupaten-kabupaten yang di Propinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe. Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan yakni Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan bala Suka. Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui menre’ tessirui no’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan. Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’e namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya “ PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA. Eksisensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai. Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 tiga kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859 – 1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jauth ke tangan belanda Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di suilawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap perpegan teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar meneria perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagan di Lappa tetapi ditolah dengan tegas. Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tangga 24 pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng. Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengaan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah proklamasi kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959 Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingak II Sinjai yang Pertama. Hingga saat ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 7 tujuh orang putra terbaik yakni dan saat ini Kabupaten Sinjai dipimpin oleh Bapak Andi Rudiyanto Asapa, SH, MH. Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah…………..!!!
ArungLabuaja kemudian ke Daerah Sinjai. Latemmu Page Petta Parenring Arung Labuaja, merupakan panglima perang legendaris, beliau berwatak jujur dan menentang pemakaian candu. Silsilah Keturunan Raja Gowa Ke-16. 19:40. Paling Viral Ramalan Zodiak Minggu ini 5 - 15 Desember 2021 [Edisi Update] 22:36. Persyaratan dan Test Masuk Polisi Lengkap
Kerajaan Majapahit, Kesultanan Demak, Pajang, Mataram Islam, hingga Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, Kadipaten Pakualaman dan Kesepuhan Cirebon semua masih satu garis trah keturunan dari Trah Prabu Brawijaya V Majapahit yang terakhir. Didalam konsep Raja-Raja Jawa Mataram memiliki konsep bahwa pemimpin adalah "Sabdo Pandito Ratu". Artinya Yang dikatakan Pemimpin adalah yang ucapannya komitmen dan konsisten tidak boleh lemah dan tidak boleh berubah-ubah. Bukanlah ciri-ciri seorang keturunan orang besar turunan raja atau ulama bila sabdanya atau ucapannya tidak mencerminkan raja tidak konsisten. Hari ini bicara tempe besok petai mencla-mencle, maka ini bukanlah figur seorang pandito ratu atau pemimpin. Karena masyarakat Jawa berpedoman pada sebuah filosofi “Sabda brahmana raja tan kena wola-wali pindha we kresna tumetes ing dalancang seta” yang artinya adalah, "Pernyataan seorang pemimpin atau Ulama dan Raja hendaknya tidak mencla-mencle ibarat tinta hitam yang menetes di atas kertas putih". Sebenarnya dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati sampai SBY bila ditelusuri dari biografi dan silsilah bisa dikatakan semua masih saudara karena merupakan keturunan dari raja-raja Jawa trah Mataram. Soekarno dan Soeharto ibarat air dan api. Tapi siapa sangka, keduanya punya leluhur yang sama, yaitu dua-duanya berasal dari trah Mataram yaitu Sultan Hamengkubuwana II. Presiden Soekarno Beliau adalah Sang proklamator sekaligus Presiden RI pertama. Percaya atau tidak Soekarno disebut-sebut masih keturunan salah satu putro dalem Pakubuwono Kasunanan Surakarta? Baik saya open sedikit disini. Sebenarnya Bung Karno adalah salah satu Putra Dalem Paku Buwono X. Artinya Bung Karno adalah termasuk anak Raja dari Kasunanan Surakarta. Berarti beliau masih saudara satu bapak dengan kakek saya yang lain ibu kebetulan kakek saya adalah putra dalem Paku Buwono X. Karena Bung Karno adalah salah satu dari sekian putra raja PB X yang didapat dari salah satu para selirnya PB X. Salah satu Selir yang tidak dinikahi secara resmi. Bung Karno adalah anak hasil dari hubungan antara Sinuwun PB X dengan selir atau wanita luar yaitu wanita gadis Bali. Dimana waktu itu Sinuwun PB X sebagai seorang raja biasa mengadakan kunjungan-kunjungan kerja kerajaan ke berbagai wilayah. Saat itu PB X sedang kunjungan ke daerah Bali. Lalu di Bali Sinuwun PB X bertemu dan berkenalan dekat dengan seorang gadis cantik Bali bernama Ida Ayu Rai hasil dari hubungan itu kemudian Ida Ayu hamil. Kemudian Sinuwun PB X kembali ke Surakarta dan berjanji akan tetap mengurusi dan menghidupi Ida Ayu sampai melahirkan. Karena Ida Ayu tetap di Bali tidak mau diajak ke keraton Surakarta maka Sinuwun PB X mengutus dan memberikan tugas seorang Abdi Dalemnya ke Bali bernama Pak Sukemi untuk mengawasi, mengawal dan mengurusi kebutuhan hidupnya Ida Ayu hingga melahirkan. Setelah Ida Ayu melahirkan di Surabaya seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama oleh pak Sukemi Koesno Sosrodihardjo lahir di Surabaya 6 Juni 1901 atau Soekarno. Kenapa Koeno? Karena Koesno adalah nama kecil dari Sinuwun PB X yang bernama Malikul Kusno. Ternyata setelah itu Sinuwun PB X memerintahkan agar pak Sukemi abdi dalemnya untuk menikahi Ida Ayu. Akhirnya masa kecil Soekarno hidup diluar keraton bersama orang tuanya Ibu Ida Ayu dan Bapak Sukemi di Bali hingga dewasa. Dari jalur ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, Sukarno mendapatkan trah bangsawan Bali. Gde Pasek Suardika dan ‎Izarman dalam buku Bung Karno, Saya Berdarah Bali 1998 menyebutkan. Kemudian Soekarno mewarisi sebilah keris dari kakeknya ayahanda Ida Ayu Nyoman Rai. Keris itu diwariskan turun-temurun di keluarga Bale Agung yang masih keturunan Raja Buleleng, termasuk pernah digunakan kakek Sukarno saat menghadapi penjajah Belanda. Walaupun Bung Karno tidak melegitimasi dan mengakui dirinya sebagai keturunan bangsawan Mataram atau putra raja. Tapi Soekarno nama gelarnya ikut-ikutan seperti gelar bapaknya Sinuwun PB X. Gelar Paku Buwono X adalah gelar yang terpanjang sepanjang sejarah raja Mataram. Gelar PB X adalah "Ingkang Sinuwun Sampeyan Ingkang Dalem Ingkang Wicaksono Senopati Khalifatullah Ingngalogo Abdurrahman Sayidin Panotogomo Pakubuwono Ingkang Kaping Sedoso Pakubuwono ke X". Gelar Raja Paku Buwono X kemudian ditiru oleh Bung Karno yaitu beliau menamakan dirinya dengan gelar sebagai, "Pemimpin Besar Revolusi, Paduka Yang Mulia, Penyambung Lidah Rakyat, Panglima Tertinggi Angkatan Perang, Presiden Seumur Hidup, Ir. H. Soekarno." Ada wasiat Sinuwun PB X yang pesan itu disampaikan kepada orang yang dipercaya dari putra kesayangannya yaitu GPH. Soerio Hamidjoyo kakek saya. Bunyi pesan Paku Buwono X tersebut adalah "Aku mendapatkan dawuh dari Allah dan leluhur kelak ada anak keturunanku yang bakal menjadi raja atau pemimpin negeri nusantara ini." Presiden Soeharto Pak Harto adalah keturunan dari Sultan HB II, sama seperti Soekarno. Namun keberadaan dan legitimasi itu tidak diakui oleh Soeharto sendiri, beliau murka dengan pemberitaan di media pada waktu itu di majalah POP pada tahun 1974 tersebut lantas memberangus majalah tersebut. Masa kecil Pak Harto yang berasal dari Desa Kemusuk, sebelah barat Kota Yogyakarta bersama orang tuanya Probosutejo. Sebenarnya Soeharto adalah termasuk salah satu anak dari bangsawan Kesultanan Jogja yaitu anak dari seorang Gusti Pangeran Sultan Jogja siapa namanya, dengan seorang wanita dari luar. Kemudian Pangeran Jogja itu memiliki sahabat seorang pengusaha China yang bernama Liem Siu Liong. Meminta agar nanti setelah melahirkan menikahi wanita tersebut ibunda Soeharto yang umurnya jauh lebih tua daripada seorang cina ini yang bernama Liem Siu Liong. Kemudian pengusaha Cina tersebut yang masih muda belia menikahi wanita tersebut. Setelah itu Soeharto kecil di minta anak atau diangkat anak di sebuah desa Kemusuk di Jogja oleh bapaknya Probosutejo yang waktu itu bapaknya adalah seorang petani besar dan terkenal di desa Kemusuk. Sehingga yang terkenal Soeharto adalah anaknya seorang petani. Tapi darah biru yang terpancar di wajahnya tidak bisa disembunyikan bahwa dirinya adalah seorang keturunan dari trah kebangsawanan kesultanan Jogja. Presiden Habibie Habibie memang bukan lahir di Jawa, melainkan di Parepare, Sulawesi Selatan. Namun, ibundanya Habibie adalah bernama RA. Toeti Marini Poespowardojo, beliau adalah perempuan Jawa kelahiran Yogyakarta. Menurut Nurinwa Ki S. Hendrowinoto dalam Buku "Ibu Indonesia dalam Kenangan" 2004, ibunda Habibie berasal dari keluarga priyayi atau ningrat Jawa karena itu ibunda beliau bergelar RA atau Raden Ayu. Toeti adalah cucu dari Raden Ngabehi Tjitrowardojo dari trah Mataram, seorang dokter sekaligus bangsawan lokal terkemuka dari Purworejo, Jawa Tengah, tidak seberapa jauh dari Yogyakarta dan pernah menjadi wilayah kekuasaan Mataram. Presiden Gusdur p>Gusdur adalah keturunan dari Sunan Giri dan keluarga Basyaiban, Joko Tingkir yang dimaksud Gus Dur tidak lain adalah Sultan Hadiwijaya, pendiri Kerajaan Pajang yang memerintah pada 1549-1582. memiliki pertalian dengan Sultan Pajang, Hadiwijaya atau dikenal sebagai Jaka Tingkir. Ayah Joko Tingkir, Ki Ageng Pengging, adalah murid Syekh Siti Jenar, wali yang dianggap sesat oleh Walisongo, barisan ulama pro-Kesultanan Demak. Namun, Joko Tingkir juga merupakan murid Sunan Kalijaga dan dipersaudarakan dengan Ki Juru Martani yang kelak menjadi mahapatih Kesultanan Mataram Islam. Presiden Megawati Jika Soekarno masih keturunan trah Mataram Sultan HB II dan Pakubuwono X maka garis darah serupa juga berlaku untuk putrinya, Megawati Soekarnoputri, yang menjadi Presiden RI ke-5. Presiden SBY Susilo Bambang Yudhoyono masih memiliki keturunan dan punya pertalian darah dengan Raden Wijaya, raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit. Tak hanya itu, SBY juga masih satu garis keluarga dengan Sri Sultan Sri Sultan Hamengkubuwana III. Walaupun Soekarno dan Soeharto tidak pernah mengklaim dirinya sebagai kerurunan bangsawan trah Mataram. Tapi lucunya Bung Karno sebagai presiden RI gelarnya meniru-niru gelar seorang raja yaitu Paku Buwono X atau ayahnya sendiri. Begitupun Soeharto walaupun beliau tidak mengakui sebagai keturunan bangsawan Mataram Jogja, tetapi beliau membangun pesarean "makam" keluarga dengan diberi nama "Astana Giri Bangun" di Karanganyar Jawa tengah, diatas gunung persis menyerupai miniatur makam para raja-raja Mataram di Imogiri. Ternyata semua presiden RI kita semuanya masih keturunan dari darah biru leluhur mereka keturunan raja dari trah Brawijaya Majapahit. Memang ini sudah suratan takdir yang digariskan biasanya raja ya keturunan raja pula, pemimpin keturunan pemimpin pula, ulama keturunan ulama pula dan nabi keturunan nabi pula. Nasab pasti menurunkan nasabnya yang sama pula. Tapi biasanya alam semesta akan terjadi gejolak bila seorang yang tidak ada keturunan nasab raja atau ulama atau pemimpin kemudian menjadi pemimpin maka akan terjadi ketimpangan di negeri tersebut. Maaf saja bila ada satu presiden yang tidak termasuk didalam penulisan disini. Karena memang kenyataanya secara real esensial tidak ada memiliki jalur dan garis darah trah raja atau ulama dari leluhurnya. Dulu pada tahun 2014 pernah di telusuri rekam jejak sejarah biografi data profil dan silsilahnya yang real asli tentang pribadi orang ini oleh pihak TNI AD. Ternyata kesimpulannya data profil pribadi dan biografi yang dilapangan tidak cocok dengan data profil biografi yang dipublikasikan di media tidak valid. Jadi penulis tidak berani untuk memasukkan beliau kedalam satu "Pemimpin Yang Masih Ada Garis Trah Majapahit" ini. Klaim gelar atau Trah bukan menunjukkan sikap feodalisme tapi untuk menunjukkan seorang itu masih peduli dan menghormati silsilah keturunan leluhurnya. Dalam rangka untuk mengetahui dan menyelusuri jalur nasabnya leluhur orang tersebut. Kadang Gelar nasab masih diperlukan dan masih berlaku dalam dunia kekuasaan dan perpolitikan saat ini walaupun tidak berpengaruh besar. Biasanya gelar digunakan untuk melegitimasi kekuasaan supaya pendukungnya semakin tambah mantap dan yakin bahwa pilihannya adalah bukan orang sembarangan tapi masih ada garis darah keturunan orang besar seperti keturunan Nabi, ulama atau raja. Kanjeng Senopati / KRMH. Tommy Wibowo Hamidjoyo. SE Analisis Spritualis dan Pemerhati Budaya .
  • 3psa7nr779.pages.dev/874
  • 3psa7nr779.pages.dev/381
  • 3psa7nr779.pages.dev/194
  • 3psa7nr779.pages.dev/909
  • 3psa7nr779.pages.dev/811
  • 3psa7nr779.pages.dev/582
  • 3psa7nr779.pages.dev/496
  • 3psa7nr779.pages.dev/636
  • 3psa7nr779.pages.dev/273
  • 3psa7nr779.pages.dev/104
  • 3psa7nr779.pages.dev/639
  • 3psa7nr779.pages.dev/878
  • 3psa7nr779.pages.dev/692
  • 3psa7nr779.pages.dev/283
  • 3psa7nr779.pages.dev/841
  • silsilah keturunan raja sinjai