Tatacara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan bagian yang sangat penting. Ini karena bahan kimia cenderung mempunyai potensi bahaya, baik itu mudak terbakar, meledak, reaktivitasnya maupun bahaya lain. Dengan demikian, mau tak mau kita harus mengenal terlebih dahulu bahan kimia tersebut seperti pepatah bilang 'tak
Tujuan Pembelajaran Dengan pengalaman mengelola praktikum materi kimia unsur dan kimia organik di laboratorium, peserta dapat menjelaskan cara penyimpanan bahan kimia di laboratorium. Uraian Materi CARA PENYIMPANAN BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya yang tinggi. Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia, diantaranya meliputi aspek pemisahan segregation, tingkat resiko bahaya multiple hazards, pelabelan labeling, fasilitas penyimpanan storage facilities, wadah sekunder secondary containment, bahan kadaluarsa outdate chemicals, inventarisasi inventory, dan informasi resiko bahaya hazard information. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan-bahan kimia adalah wujud zat, konsentrasi zat, bahaya dari zat, label, kepekaan zat terhadap cahaya, dan kemudahan zat tersebut menguap. Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Semua bahan harus diberi label secara jelas, dan untuk larutan harus dicantumkan tanggal pembuatannya. Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium didasarkan pada wujud dari zat tersebut padat, cair dan gas, sifat-sifat zat asam dan basa, sifat bahaya zat korosif, mudah terbakar, racun, dan lain-lain, seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang dsimpan. Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalam botol berwarna berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan disimpan dalam botol induk yang berukuran besar. Pengambilan bahan kimia dari botol secukupnya saja sesuai kebutuhan, dan sisa bahan praktikum disimpan dalam botol kecil, jangan dikembalikan ke dalam botol induk, bertujuan untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk. Syarat-syarat penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium 1. Bahan mudah terbakar Syarat penyimpanan temperatur dingin dan berventilasi, tersedia alat pemadam kebakaran, dan jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok. 2. Bahan mudah meledak Syarat penyimpanan ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari panas dan api, dan hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis. 3. Bahan beracun Syarat penyimpanan ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari bahaya kebakaran, disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan, dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi, dan kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan. 4. Bahan korosif Syarat penyimpanan ruangan dingin dan berventilasi, wadah tertutup dan beretiket, dan dipisahkan dari zat-zat beracun. 5. Bahan Oksidator Syarat penyimpanan temperatur ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok, dan jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor. 6. Bahan reaktif terhadap air Sebagai contoh natrium, hidrida, karbit, nitrida. Syarat penyimpanan temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi, jauhkan dari sumber nyala api atau panas, bangunan kedap air, dan disediakan pemadam kebakaran tanpa air CO₂, dry powder. 7. Bahan reaktif terhadap asam Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh natrium, hidrida, sianida. Syarat penyimpanan ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari sumber api, panas, dan asam, ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hidrogen, dan disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja. 8. Gas bertekanan Sebagai contoh gas N₂, asetilen, H₂, dan Cl₂ dalam tabung silinder. Syarat penyimpanan disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat, ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari, jauhkan dari api dan panas, dan jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu penyimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, parafin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka harus dihabiskan selama enam bulan. Soal dan Pembahasan Bu Maria akan memulai pembelajaran di laboratorium, untuk itu bu Maria mengawali dengan memberikan penjelasan tentang manajemen laboratorium yang benar kepada siswa agar tidak terjadi kecelakaan kerja di laboratorium, salah satunya adalah tentang penyimpanan bahan kimia. Perhatikan data berikut a. Hindarkan dari gesekan b. Disimpan dekat dengan api c. Simpan yang jauh dari api d. Jauhkan dari tempat basah e. Simpan zat itu dalam keadaan basah f. Hindarkan dari badan karena dapat menimbulkan iritasi Berdasarkan data tersebut, maka data yang menunjukkan perlakuan terhadap bahan kimia yang eksplosif adalah ... A. a, c, e B. a, c, d C. a, d, e D. d, e, f E. a, d, f Untuk menjaga keselamatan siswa dalam melakukan praktikum, maka Pak Anton mengawali praktikum dengan penjelasan mengenai cara penyimpanan bahan kimia di laboratorium yang benar, agar dapat mencegah terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. Salah satu materi yang disampaikan, yaitu cara penyimpanan bahan-bahan kimia yang bersifat korosif, yaitu sebaiknya disimpan di dalam ruangan yang ... A. Hangat, berventilasi, wadah terbuka dan beretiket B. Hangat, berventilasi, dipisahkan dari bahan beracun C. Dingin, tanpa ventilasi, dipisahkan dari bahan beracun D. Dingin, berventilasi, wadah tertutup dan beretiket E. Dingin, berventilasi, wadah terbuka dan beretiket Menyimpan bahan kimia di laboratorium ada aturan tersendiri dan harus benarbenar diperhatikan, karena selain sifat bahan yang berbeda-beda juga dapat menimbulkan resiko bahaya yang tinggi jika salah cara menyimpannya. Berikut ini cara yang tepat untuk menyimpan bahan kimia yang beracun, kecuali ... A. Disimpan di ruangan yang dingin dan kering B. Jauhkan dari bahaya kebakaran C. Kran saluran gas harus tertutup saat tidak digunakan D. Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi E. Disediakan masker dan sarung tangan untuk menggunakannyaa 4,5× c. 450× b. 45× d. 4500× 9. Saat melakukan peng amatan burung di alam, alat yang tepat untuk mengamatinya adalah . a. windmeter c. binokuler b. mikroskop d. termometer 10. Agar bahan kimia yang beracun tidak ter- makan, sebaiknya kita . a. memakai sarung tangan agar bisa makan saat praktikum b. memakai masker dan jas lab c
Coba perhatikan pintu pagar rumah atau sekolahmu. Apakah kondisinya sudah berbeda seperti saat awal dicat? Itu namanya korosi, lho. Pada dasarnya, peristiwa ini sulit dicegah, tetapi bukan berarti tidak bisa dihindari ya. Korosi dapat dihambat kok. Tentunya dengan beberapa cara. Perhatikan ya cara mencegah korosi di bawah ini! Mengecat mencegah logam berkarat Sumber 1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembab dan banyak oksigen, misalnya dengan membuat lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan gas CO2. 2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara dan juga air. Pencegahan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Mengecatnya Lapisan cat mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika cat tergores atau terkelupas, maka korosi mulai terjadi dan dapat menyebar di bawah cat yang masih utuh. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada kapal, jembatan dan mobil. b. Memberi oli atau minyak Lapisan oli bisa mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air dan harus dioleskan secara berkala. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada bagian bergerak dari mesin, seperti mesin mobil. c. Memberi lapisan plastik Lapisan plastik mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika plastik terkelupas, korosi mulai terjadi. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada barang-barang dapur, seperti rak pengering. d. Galvanisasi Galvanisasi yaitu melapisi logam dengan seng contohnya atap seng. Lapisan seng Zn dapat mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air. Disamping itu, Zn yang teroksidasi ,emjadi ZnOH2 dapat bereaksi lebih lanjut dengan CO2 di udara membentuk lapisan oksida ZnOH yang sangat kuat. Apabila lapisan Zn tergores, Zn masih dapat melindungi besi karena Zn Eo=-0,76 V lebih mudah teroksidasi dibanding Fe Eo=-0,44 V. Contoh cara mencegah korosi dengan teknik ini adalah pada besi penopang untuk konstruksi bangunan dan jembatan. Baca juga Mengenal Konsep Struktur Lewis dalam Ikatan Kovalen e. Elektroplating Elektroplating adalah pelapisan logam dengan logam lain menggunakan metode elektrolisis. Sebagai contoh, pelapisan dengan logam nikel veernikel, krom contohnya kran air, timah misalnya kaleng makanan, dan timbal contohnya pipa air minum. f. Pelapisan krom/Cr Lapisan Cr mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air. Di samping itu, Cr teroksidasi membentuk lapisan oksida Cr2O3 yang sangat kuat sehingga dapat melindungi logam Fedi bawahnya. Apabila tergores, lapisan Cr masih dapat melindungi besi karena Cr Eo= -0,74V lebih mudah teroksidasi dibanding Fe Eo= -0,44 V. g. Pelapisan timah/Sn Lapisan Sn dapat mencegah kontak langsung logamdengan oksigen dan air. Akan tetapi, Sn Eo= -0,14 V kurang reaktif dibanding Fe Eo= -0,44 V. Jadi, apabila lapisan Sn tergores, maka besi di bawahnya mulai korosi. h. Sherardizing Sherardizing adalah mereaksikan logam dengan asam fosfat sehingga permukaan logam tertutup dengan fosfat Fe3PO42. Sebagai contoh, badan mobil. 3. Perlindungan Katodik Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan logam yang akan dilindungi dengan logam lain yang mempunyai potensial elektrode yang sangat rendah biasanya Mg. Ketika terjadi oksidasi, logam yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung sehingga oksidasi akan berlangsung pada logam pelindung tersebut. Oleh karena logam pelindung teroksidasi, maka lama-kelamaan dapat habis dan harus selalu diganti dengan yang baru secara periodik. Nah, begitulah RG Squad cara mencegah korosi. Dengan begitu, kita bisa menjaga dan merawat barang-barang kita yang terbentuk dari logam. Okay, kalau sudah mengerti, kalian bisa mempraktikannya ya. Untuk lebih jelasnya lagi, belajar bersama guru lewat video di ruangbelajar yuk!
Berikutcara yang tepat dlam menyimpan bahan kimia korosif ,kecuali : A)dipisahkan dngn zat zat beracun B)ditempatkan pada ruangan dingin C)disimpan pada - 9509 putrihurem putrihurem 20.02.2017 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab berikut cara yang tepat dlam menyimpan bahan kimia korosif ,kecuali : A)dipisahkan dngn zat zat beracun BSangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana cara menyimpan bahan kimia secara tepat dan aman karena setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda-beda. Maka dari itu cara penyimpanannya juga berbeda-beda tiap bahan kimia. Hal-hal yang perlu di perhatikan saat kita bahan kimia, yaitu Kemungkinan terjadinya interaksi antar bahan yang harus diperhatikan karena bisa jadi menimbulkan resiko kebakaran, ledakan atau gas beracun. Interaksi antara tempat dan bahan kimia juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kebocoran. Ada beberapa kriteria tempat yang perlu diperhatikan saat menyimpan bahan kimia antara lain sebagai berikut ini Pilihlah tempat yang dilengkapi dengan pengaman sekunder agar tidak bocor dan tempat penyimpanan yang tahan terhadap korosi untuk menghindari terjadinya tetesan, kebocoran dan lemari berventilasi tepat di bawah tudung asap kimia saat menyimpan bahan yang sifatnya berbahaya. Syarat utama dalam menyimpan bahan kimia adalah sebagai berikut Jangan menyimpan di atas bangku, kecuali apabila sedang kita gunakan Simpan pada rak khusus yang dimana memiliki ketinggian yang tidak boleh lebih dari 5 kakiSiapkan tempat khusus untuk penyimpanan berdasarkan sifat bahan kimia Setelah digunakan selalu kembalikan pada tempat asalnya Cara menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar ada beberapa langkah Simpan pada tempat aslinya Bila memungkingkan simpan cairan yang mudah terbakar melebihi 1 liter kaleng keselamatan Jauhkan bahan kimia yang mudah menyala dan terbakar dari bahan oksidasi yang kuat seperti peroksida, perklorat, permanganate, atau asam nitratUntuk cara menyimpan bahan kimia yang sangat reaktif, maka supaya terhindar dari resiko yang tidak diinginkan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan Baca MSDS ketika akan mengambil keputusan soal penyimpanan bahan kimia reaktif Bawalah bahan yang diperlukan saja, setidaknya simpan selama 6 bulan sajaTambahkan label, tanggal, serta catat semua bahan yang reaktif Jangan lupa membuka wadah bila telah melebihi tanggal kadaluarsa Jangan membuka pembentuk peroksida saat ada endapanSimpan pada keramik atau wadah kaca Simpan ke dalam kontak anti ledkn untuk bahan yang sangat sensitiveUntuk bahan yang tidak stabil karena panas yang dihasilkan, maka gunakan kulkas yang didukung dengan fitur keselamatan Untuk menghindari terjadinya efek negative dari bahan kimia yang memiliki kandungan beracun, berikut ini adalah cara menyimpannya Simpan ke dalam tempat yang berventilasi dan ahrus ada pengaman sekundernya yang resisten serta anti pecahBerikan label tanda peringatan Beri batasan akses ke ruang penyimpanan Gunakan inventaris untu bahan yang beracun. Mengelompokkanbahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaikbaiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh Berikut cara yang tepat dalam menyimpan bahan kimia korosif, kecuali .