Pendahuluan Masalah evaluasi termasuk salah satu masalah yang banyak dibicarakan, baik oleh para ahli pendidikan, konselor, kepala sekolah dan khususnya guru yang sehari-hari terlibat langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Dalam semua pembahasan tentang sistem instruksional, evaluasi hasil belajar mengajar menempati pusat perhatiah tersendiri, karena erat sekali hubungannya dengan usaha peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Evaluasi pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas. Dalam evaluasi pendidikan paling sedikit mencakup tiga sasaran pokok, yaitu evaluasi proses, evaluasi hasil belajar, dan evaluasi program. Evaluasi proses belajar menyangkut, kegiatan guru dalam pembelajaran, interaksi guru dan peserta didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik dan keterlaksanaan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan jangka panjang yang meliputi ranah kognitif, apektif, dan psikomotor. Evaluasi program pendidikan, antara lain penilaian terhadap semua komponen pendidikan tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program, dan sasaran pendidikan. Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian Nitko, 1996. Banyak guru atau calon guru yang telah memiliki kemampuan yang memadai tentang bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan bahan pelajaran secara terperinci, memilih dan menentukan metodelogi mengajar, menyiapkan media dan sarana pembelajaran, tetapi masih belum memiliki kemampuan yang diharapkan dalam bidang evaluasi hasil belajar. Oleh karena itu, kemampuan dan keterampilan melakukan evaluasi merupakan kemampuan profesional yang harus dikuasai oleh setiap guru atau calon guru. Menguasai kemampuan ini tidaklah mudah, tetapi memerlukan latihan dan pengalaman lapangan yang memadai. Kemampuan dalam bidang evaluasi, khususnya evaluasi hasil belajar bukan hanya bermanfaat dalam proses belajar mengajar, tetapi juga bermanfaat dalam rangka penelitian ilmiah, yaitu tentang bagaimana cara membuat alat ukur yang valid dan reliabel. Dalam menyusun alat ukur diperlukan beberapa langkah, yaitu cara menyusun/menulis alat ukur serta menganalisis alat ukur sehingga menjadi alat ukur yang valid dan reliabel. Penulisan Butir Soal Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Pada dasarnya ada dua jenis alat ukur, alat ukur berupa tes Maximum Performance Test dan alat ukur non-tes Typical Performance Test. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, guru dapat menggunakan kedua jenis alat ukur tersebut. Tes dapat diartikan sebagai alat atau presedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara/aturan tertentu. Berarti alat berupa tes atau soal, berarti prosedur bisa berupa pelaksanaan. Testeeng adalah proses pelaksanaan tes, testee adalah peserta tes, tester adalah orang yang melakukan tes. Ada tiga jenis tes, yaitu a tes tulis, tes yang menuntut jawaban secara tertulis. Tes ini terdiri dari tes esai tersetruktur, bebas, terbatas dan tes objektif pilihan ganda, benar salah, isian singkat, menjodohkan, b tes lisan, menuntut jawaban secara lisan individu, kelompok, dan c tes tindakan, menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan kinerja, penugasan/projek, produk/hasil karya. Sedangkan non-tes, tidak memerlukan jawaban benar dan salah, seperti observasi, inventori, wawancara, kuisioner/angket, sosiometri, otobiografi, studi dokumenter, studi kasus. Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel 1. di bawah ini menyajikan beberapa teknik penilaian dan bentuk instrumennya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1ANALISIS BUTIR SOALI WAYAN EKA MAHENDRAProdi Pendidkan Matematika FPMIPA IKIP PGRI BaliE-mail eka_undiksha Disampaikan pada Workshop Peningkatan Kompetensi Evaluasi Pembelajaran GuruSLB N 1 Buleleng, Singaraja 4 - 7 September 2019PendahuluanMasalah evaluasi termasuk salah satu masalah yang banyak dibicarakan, baik oleh para ahlipendidikan, konselor, kepala sekolah dan khususnya guru yang sehari-hari terlibat langsung dalamproses pendidikan di sekolah. Dalam semua pembahasan tentang sistem instruksional, evaluasi hasilbelajar mengajar menempati pusat perhatiah tersendiri, karena erat sekali hubungannya denganusaha peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Evaluasi pendidikan memiliki ruanglingkup yang luas. Dalam evaluasi pendidikan paling sedikit mencakup tiga sasaran pokok, yaituevaluasi proses, evaluasi hasil belajar, dan evaluasi program. Evaluasi proses belajar menyangkut,kegiatan guru dalam pembelajaran, interaksi guru dan peserta didik, interaksi peserta didik denganpeserta didik dan keterlaksanaan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menyangkut hasil belajarjangka pendek dan jangka panjang yang meliputi ranah kognitif, apektif, dan psikomotor. Evaluasiprogram pendidikan, antara lain penilaian terhadap semua komponen pendidikan tujuan pendidikan,isi program, strategi pelaksanaan program, dan sasaran pendidikan. Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untukmeningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan,peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiappenilaian Nitko, 1996. Banyak guru atau calon guru yang telah memiliki kemampuan yang memadaitentang bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan bahan pelajaran secaraterperinci, memilih dan menentukan metodelogi mengajar, menyiapkan media dan saranapembelajaran, tetapi masih belum memiliki kemampuan yang diharapkan dalam bidang evaluasi hasilbelajar. Oleh karena itu, kemampuan dan keterampilan melakukan evaluasi merupakan kemampuanprofesional yang harus dikuasai oleh setiap guru atau calon guru. Menguasai kemampuan ini tidaklahmudah, tetapi memerlukan latihan dan pengalaman lapangan yang memadai. Kemampuan dalambidang evaluasi, khususnya evaluasi hasil belajar bukan hanya bermanfaat dalam proses belajarmengajar, tetapi juga bermanfaat dalam rangka penelitian ilmiah, yaitu tentang bagaimana caramembuat alat ukur yang valid dan reliabel. Dalam menyusun alat ukur diperlukan beberapa langkah,yaitu cara menyusun/menulis alat ukur serta menganalisis alat ukur sehingga menjadi alat ukur yangvalid dan reliabel. Penulisan Butir SoalAda beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik sebagai sarana untukmemperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat ituharus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan pesertadidik, dan jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Pada dasarnya ada dua jenis alatukur, alat ukur berupa tes Maximum Performance Test dan alat ukur non-tes Typical PerformanceTest. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, guru dapat menggunakankedua jenis alat ukur tersebut. Tes dapat diartikan sebagai alat atau presedur yang digunakan untukmengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara/aturan tertentu. Berarti alat berupates atau soal, berarti prosedur bisa berupa pelaksanaan. Testeeng adalah proses pelaksanaan tes,testee adalah peserta tes, tester adalah orang yang melakukan tes. Ada tiga jenis tes, yaitu a tes tulis, tes yang menuntut jawaban secara tertulis. Tes ini terdiridari tes esai tersetruktur, bebas, terbatas dan tes objektif pilihan ganda, benar salah, isian singkat,menjodohkan, b tes lisan, menuntut jawaban secara lisan individu, kelompok, dan c tes tindakan,menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan kinerja, penugasan/projek, produk/hasil karya.Sedangkan non-tes, tidak memerlukan jawaban benar dan salah, seperti observasi, inventori,wawancara, kuisioner/angket, sosiometri, otobiografi, studi dokumenter, studi teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel 1. di bawah inimenyajikan beberapa teknik penilaian dan bentuk instrumennya. 2Teknik Penilaian dan Bentuk InstrumenTeknik Penilaian Bentuk InstrumenTes tertulis1. Pilihan ganda, benar-salah, menjodohkandll. 2. Isian singkat dan uraianTes lisan Daftar pertanyaan1Tes praktik tes kinerja1. Tes identifikasi 2. Tes simulasi 3. Tes uji petik kinerja Penugasan individual atau kelompok Pekerjaan rumah Projek Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio Jurnal Buku cacatan jurnal Penilaian diri Kuesioner/lembar penilaian diri Penilaian antarteman Lembar penilaian antarteman Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secarakualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciristatistiknya Anastasi dan Urbina, 1997. Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soalperlu menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak diukur. Denganmenentukan bagian tersebut penulis soal/guru akan mengetahui tujuan penulisan soal maupunbatasan-batasan materi yang disusun. Dalam evaluasi istilah ini sering disebut dengan konstruksi alatukur. Adapun proses kontruksi alat ukur tes secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut 1. Alur Kontruksi Alat Ukur TesTujuan pengukuran, menentukan tujuan pengukuran sangatlah penting, karena setiap tujuanmemiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya tujuan tes adalah mengetahui hasil/prestasibelajar melalui tes formatif atau sumatif, tujuan untuk diagnostik, atau tujuan untuk seleksi. Dalam teshasil belajar lingkup materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk kuis,menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu/kelompok,ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian ukur merupakan atribut ciri, sifat, karakteristik dari orang, objek, atau peristiwa. Misalnyahasil belajar orang, tinggi objek, berat objek, panas peristiwa, dingin, sikap, dll merupakan sasaranukur. Bagi guru sasaran ukur utama adalah hasil belajar peserta alat ukur/tes untuk mengevaluasi hasil belajar disebut baik jika materi yang terkandungdalam butir-butir tes tersebut dapat mewakili seluruh materi yang telah dipelajari peserta suatu tes dikatakan kurang baik bila tes tersebut hanya memuat sebagian kecil materiyang diajarkan oleh guru. Untuk menghindari hal tersebut dan untuk mendapatkan tes yangrepresentatif perlu dilakukannya analisis rasional. Artinya dengan melakukan analisis berdasarkanpikiran logik tentang materi-materi yang akan diteskan, tujuan tes, bentuk atau tipe tes serta jenjangkognitif yang akan dicapai. Untuk jenjang kognitif bisanya yang dipakai adalah taksonomi dari Bloomyang telah direvisi. Analisis rasional ini dituangkan dalam bentuk “kisi-kisi†atau “blue print†atau“cetak biru†atau “desain†atau “rancangan†yang berisi pokok uji yang termuat dalam tes. Berikut inidiberikan contoh format kisi-kisi butir KISI-KISI PENULISAN SOAL 3Jenis sekolah ……………………… Jumlah soal ………………………Mata pelajaran ……………………… Bentuk soal/tes ..................Kurikulum ……………………… Penyusun 1. …………………Alokasi waktu ……………………… 2. …………………No. Standar KompetensiKompetensi DasarKls/smtMateripokok Indikator JenjangKognitifNomorbutirIsi pada kolom 2, 3. 4, 5, dan 6 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalamsilabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri, kecuali pada kolom 8. Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telahdiajarkan secara tepat dan proporsional, komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudahdipahami, dan materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya. Sedangkan untukmenentukan materi penting yang akan diukur dilakukan dengan memperhatikan kriteria Urgensi,yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik, Kontinuitas, yaitu materi lanjutanyang merupakan pendalaman dari satu atau lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya,Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami, mata pelajaran lain, danKeterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menentukan jejang kognitif yang diukur, guru dapat mengambil atau memperhatikanjenjang kognitif dari Benjamin S. Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl 2001. Jenjang inimulai dari level kognitif 1 sampai dengan 6 C1-C6, yaitu Mengingat/remember C1,memahami/understand C2; mengaplikasikan/apply C3; menganalisis/analyze C4;mengevaluasi/evaluate C5; dan mencipta/create C6. Jenjang kognitif ini dicirikan oleh kata kerjaoperasional KKO yang termuat dalam indikator butir Kata Kerja Opersaional KKOMengingatC1MemahamiC2MenerapkanC3MenganalisisC4MengevaluasiC5MenciptakanC61 2 3 4 5 6MengenaliMengingatkembaliMembacaMenyebutkanMenjelaskanMengartikanMenginterpretasikanMenceritakanMemberi contohMelaksanakanMengimplementasikanMenggunakanMengonsepkanMenentukanMendiferensiasikanMengorganisasikanMengatribusikanMendiagnosisMemerinciMengcekMengkritikMembuktikanMempertahankanMemvalidasiMembangunMerencanakanMemproduksiMengkombinasikanMerangcangIndikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi. Untukmerumuskan indikator dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan, indikatorpembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Setelah semua kolom yang terdapat padakisi-kisi terisi penuh, dilanjutkan dengan menulis butir soal. Sebaiknya penulisan butir soal tidakdilakukan dalam satu buku/kertas sekaligus apalagi soal esai tetapi bisa dilakukan dengan membuatkartu soal. Dengan kartu soal akan sangat mudah dilakukan SOALJenis Sekolah ……………………............ Penyusun 1. ……………………Mata Pelajaran ……………………........... 2. ……………………Kls/Smt ……………………............ 3. ……………………Bentuk Soal ……………………............ Tahun Ajaran ……………………….Aspek yang diukur ……………………............KOMPETENSI DASAR BUKU SUMBERRUMUSAN BUTIR SOALMATERINO SOAL INDIKATOR SOALKETERANGAN SOALNO DIGUNAKAN UNTUK TANGGALJUMLAHPESERTADIDIKTK DP PROPORSI PEMILIHASPEK B C D E 4Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam penyiapanbahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yangsudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidahpenulisan soal uraian. Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung padaperilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur/ditanyakan denganmenggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukurdengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan gandamaupun uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama Butir SoalSetelah soal ditulis oleh guru dalam bentuk kartu soal, tidak serta merta guru bisamenggunakan soal tersebut untuk mengukur kemampuan peserta didik. Soal tersebut harus diujiketepatannya, dalam bahasa evaluasi disebut dengan “validâ€. Validitas diartikan sebagai ketepatanalat ukur untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sebagai contoh pisau, silet, gunting, gergaji,gergaji mesin semua itu adalah alat pemotong, dari sekian alat pemotong tersebut manakah yangpaling tepat kita gunakan untuk memotong rambut? Alat potong yang paling tepat tersebutlahdinamakan valid. Untuk itu, agar memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik guru harusmelakukan uji validitas. Uji validitas tahap pertama ini disebut dengan uji validitas “logik" atau“teoritikâ€. Validitas logik ini meliputi validitas konstraka construc validity dan validitas isi contenvalidity. Validitas konstrak adalah validitas untuk mengetahui ketepatan hasil ukur dengan sasaranukur Cronbach dan Meehl, 1955. Validitas konstruk atau bangun pengertian berkenaan dengankesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian yang mengandung dalam materiyang diukurnya. Pengertian yang terkandung dalam konsep hasil belajar, sikap, minat motivasi danlain-lain harus jelas. Ini berarti kosep yang hendak diukur harus dikembangkan indikator-indikatornya..Misalnya hasil belajar, maka konsepnya adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah pesertadidik yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Sedangkandefinisi operasionalnya adalah total skor yang diperoleh peserta didik dari hasil menjawab tes yangdiberikan. Tes yang diberikan kepada peserta didik mengukur tingkat kemampuan peserta didik dalammenguasai materi pelajaran yang telah isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yangseharusnya. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yanghendak diukur. Sebelum membuat kisi-kisi soal terlebuh dahulu penulis melakukan analisis kurikulumdan analisis buku pelajaran. Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan jumlah/bobot/proporsisoal masing-masing pokok bahasan/sub pokok bahasan yang nantinya digunakan untuk membuatkisi-kisi tes. Kalau pada analisis kurikulum yang digunakan untuk menentukan bobot soal adalahalokasi waktu, maka dalam analisis buku pelajaran yang digunakan adalah jumlah halaman tiap pokokbahasan. Pada prinsipnya kedua analisis tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untukmenentukan bobot soal. Selain melakukan analisis kurikulum dan analisis buku pelajaran untukmenentukan bobot soal, validitas isi juga bisa ditentukan dengan cara meminta masukan dari temansejawat, senior, praktisi yang sering disebut ahli/pakar expert judgemen. Ahli tersebut akanmelakukan analisis telaah secara kualitatif terhadap butir soal. Telaah dimulai dari definisikonseptual, definisi operasional, indikator, sampai dengan butir istrumen. Telaah terhadap butir soalsecara kualititif ditinjau dari tiga hal, yaitu segi materi berkaitan dengan substansi keilmuan yangditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal, isi konstruksi berkaitandengan teknik penulisan soal, dan editorial/bahasa berkaitan dengan keseluruhan format dankeajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lain. Perbaikan butir soal dilakukan berdasarkancatatan-catatan yang diberikan oleh para ahli. FORMAT PENELAAHAN SOAL Mata Pelajaran .................................Kelas/semester .................................Penelaah .................................No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal1 2 3 4 5 … sesuai dengan indikator menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi3. Pilihan jawaban homogen dan logis4. Hanya ada satu kunci soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban 5No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal1 2 3 4 5 …8 Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat negatif ganda9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi11. Panjang pilihan jawaban relatif sama12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia16. Menggunakan bahasa yang komunikatif17. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertianValiditas isi butir soal yang menggunakan penilaian rater dengan teknik moderator atau panelbisa dihitung dengan menggunakan formula dari Gregory 2000 maupun formula Lawshe 1975.Setelah menentukan tujuan pengukuran sampai pada penentuan validitas logik, butir soal yangtersusun disebut dengan alat ukur sementara lihat Gambar 1, Tahap-1. Disebut sementara karenabelum diuji lapangan atau empirik. Uji lapangan ini untuk menentukan validitas empirik, koefisienreliabilitas, daya beda DP, indeks kesukaran IK, maupun efektivitas pengecoh. Semua langkah-langkah diistilahkan dengan analisi butir soal secara klasik. Untuk tes yang bersifat dikotomi pilihanganda, kelima unsur tersebut harus dicari, sedangkan untuk tes yang bersifat politomi esai, angket,dll yang perlu dicari hanya validitas dan koefisien reliabilitas. a. Validitas EmpirikValiditas empirik terdiri dari dua bagian, yaitu validitas ramalan predictive dan validitaskesaman concurrent. Dalam validitas predictive yang diutamakan bukan isi, melainkan kreterianya,apakah penilaian tersebut dapat dugunakan untuk meramalkan suatu ciri, prilaku atau kreteria tertentuyang diinginkan. Misalnya apakah terdapat hubungan yang positif antara hasil tes UN peserta didikdengan dengan IPK ketika kuliah dikemudian hari. Validitas concurrent artinya membuat tes yangmemiliki persamaan dengan tes sejenis yang telah ada atau yang telah dibakukan. Pendapat lainmengatakan bahwa validitas kesamaan merupakan hasil pengukuran sesuai dengan pengalamanyang ada saat ini. Untuk menentukan validitas kesamaan suatu tes adalah dengan caramengkorelasikan hasil tes yang dibuat dengan tes sejenis yang telah baku. Tes baku untuk bidangstudi yang ada di sekolah memang sangat langka, sehingga untuk menentukan validitas kesamaantidak bisa dilakukan. Untuk mengatasi kelemahan ini uji validitas kesamaan bisa dilakukan dengancara mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor total, validitas inilah yang sering disebutdengan validitas butir tes. Untuk menentukan koefisien validitas biasanya menggunakan korelasi pointbiserial untuk tes yang bersifat dikotomi benar salah dan korelasi product moment untuk tes yangbersifat Koefisien ReliabilitasReliabilitas alat penilaian pada hakikatnya menguji keajegan alat ukur tersebut apabiladiberikan berulangkali pada objek yang sama. Ada beberapa jenis reliabilitas, yaitu Koefisienekivalen atau pararel atau tes setara atau tes sejajar dihitung dengan korelasi product pararel di mana tes mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan tetapimemiliki butir-butir soal yang berbeda. Dua jenis tes yang berbeda tetapi memiliki bobot yang samadiberikan kepada testee yang sama double test, double trial method. Koefisien stabilitas atau test-retest, dapat dihitung dengan korelasi product moment, dengan cara memberikan sebuah tes kepadatestee yang sama pada waktu yang hampir bersaman, kemudian hasinya dikorelasikan single test,double trial method. Koefisien konsistensi internal, subuah tes diberikan kepada testee singletest, single trial method. Hasilnya bisa dibelah menjadi dua split half sert formula yang digunakanbisa Flanagan, Spearman-Brown, Rulon, Raju. Apabila tidak dibelah dua dihitung dengan rumuskoefisien alpha-cronbach untuk tes bersifat politomi, kuder-richardson KR di mana KR20 untukheterogen, sedangakan KR21 untuk homogen, serta formula Hoyt untuk reliabilitas inter rater. Guilfor1956 memberikan kisaran kreteria koefisien reliabilitas sebagai berikut. 0,00 ≤ r11 ≤ 0,20 sangat rendah 0,21 ≤ r11 ≤ 0,40 rendah 0,41 ≤ r11 ≤ 0,60 sedang 0,61 ≤ r11 ≤ 0,80 tinggi 0,81 ≤ r11 ≤ 1,00 sangat tinggi 6c. Daya BedaPengertian daya pembeda DP dari sebuah butir soal adalah menyatakan seberapa jauhkemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testee yang mengetahui jawabannyadengan benar dengan testee yang tidak dapat menjawab soal tersebut testee yang menjawab salah.Dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakanantara testee yang yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuanrendah. Derajat daya pembeda DP suatu butir soal dinyatakan denagan indeks diskriminan yangbernilai -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila indeks diskriminasi soal makin mendekati nilai 1,00 iniberarti daya pembeda soal tersebut akan semakin baik, begitu juga sebaliknya, jika indeksdiskriminasi suatu soal mendekati nilai 0,00 maka daya pembeda soal tersebut sangat jelek. Indeksdiskriminasi butir soal bernilai negatif antara 0,00 sampai -1,00 ini berarti kelompok testee kurangmampu banyak yang menjawab benar, sebaliknya banyak testee yang pintar menjawab jika suatu butir soal memiliki indek diskriminasi 0,00 berarti bahwa soal tersebut tidakmemiliki daya pembeda, artinya baik peserta didik pandai maupun yang kurang mampu menjawabbenar soal tersebut. Berikut ini rumus untuk menentukan daya pembeda suatu atau Dengan,DP = Daya pembedaJBA = Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar JBB = Jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benarJSA = Jumlah peserta didik kelompok atasJSB = Jumlah peserta didik kelompok bawahKlasifikasi atau kreteria untuk daya pembeda adalah DP 0,00 Sangat jelek0,00 DP 0,20 Jelek0,20 DP 0,40 Cukup0,40 DP 0,70 Baik0,70 DP 1,00 Sangat BaikBeberapa kasus yang mungkin akan muncul dari rumus di atas, diantaranya 1 Jika DP = 1,00 maka akan diperoleh Sehingga JSA = JBA - JBBKondisi di atas akan terpenuhi untuk JBB = 0, sehingga JSA = JBA. Ini berarti semua pesertadidik kelompok atas menjawab soal tersebut dengan benar dan semua kelompok bawahmenjawab soal tersebut salah. Dengan demikian soal tersebut dapat membedakan peserta didikyang pandai dan peserta didik yang kurang Jika DP 0,00 maka akan diperolehmaka nilai JBA - JBB akan selalu bernilai positif atau . Ini berarti jumlah peserta didikpandai lebih banyak menjawab soal dengan benar daripada jumlah peserta didik yang Jika DP = 0,00 maka akan diperoleh atau Ini berarti jumlah peserta didik pandai yang mejawab benar sama dengan jumlah peserta didikkurang mampu yang menjawab benar. Kondisi ini menyatakan bahwa soal tersebut tidak dapatmembedakan peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang Jika DP 0,00 maka akan diperoleh atau 7Ini berarti jumlah peserta didik pandai lebih sedikit menjawab dengan benar daripada jumlahpeserta didik kurang mampu. Kondisi ini menyatakan soal tersebut membedakan peserta didikdengan keliru. Untuk menentukan kelompok atas dan kelompok bawah adalah dengan mengambil masing-masing 27% dari jumlah sampel untuk kelompok atas dan kelompok bawah. Proses penentuankelompok atas dan kelompok bawah dari testee adalah dengan cara mengurutkan skor setiap testee,dari sekor tertinggi sampai dengan skor terendah. Kemudian diambil 27% kelompok atas dan 27%kelompok Indek KesukaranTingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan atau kemampuan peserta didikmenjawab tes yang diberikan. Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yangmenunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab betul butir soal yang diberikan. Sedangkan tingkatkesukaran perangkat tes adalah bilangan yng menunjukakn rata-rata proporsi testee yang dapatmenjawab seluruh tes tersebut. Tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yangdisebut dengan indeks Kesukaran difficulty indexs. Indeks kesukaran berkisar antara nilai 0,00sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar,sebaliknya indeks kesukaran soal mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untukindeks kesukaran adalah sebagai 1 Tingkat kesukaran butir tes IKIK = indeks kesukaran butir tesnB = banyaknya testee yang menjawabbenar n = banyaknya testee seluruhnya2 Tingkat kesukaran perangkat tes IKPIKP = indeks kesukaran perangkat tesIK = indeks kesukaran tiap butir tesN = banyaknya butir tesKlasifikasi atau kreteria indeks kesukaran butir tes maupun indeks kesukaran perangkat tesadalahIK/IKP = 0,00 Terlalu sukar0,00 IK/IKP 0,30 Sukar0,30 IK/IKP 0,70 Sedang0,70 IK/IKP 1,00 Mudah IK/IKP = 1,00 Terlalu mudahe. Analisis PengecohMenganalisis fungsi pengecoh distractor dikenal dengan istilah menganalisis polapenyebaran jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda. Pola tersebut diperoleh denganmenghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban butir soal atau yang tidak memilih pilihanmanapun blank. Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat ditentukan apakah pengecohberfungsi dengan baik atau tidak. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika palingsedikit dipilih oleh 5% pengikut PerbuatanTes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan padaperbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis butir soal untuk tes perbuatan, guru dapatmengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah kompetensi yang akan diujikan diukur dengan testertulis? Jika jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tesperbuatan/praktik. Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat digunakan beberapajenis penilaian perbuatan di antaranya adalah penilaian kinerja performance, penugasan project,dan hasil karya product. Dalam menulis butir soal untuk tes perbuatan, penulis soal harus mengetahui konsep dasarpenilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan dalam soal harus disusun dengan pernyataanyang betul-betul menilai perbuatan/praktik, bukan menilai yang lainnya. Penilaian kinerja merupakanpenilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuanke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikanterlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan ditanyakan. Penilaian penugasan merupakanpenilaian tugas meliputi pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yangharus diselesaikan peserta didik individu/kelompok dalam waktu tertentu. Aspek yang dinilai diantaranya meliputi kemampuan 1 pengelolaan, 2 relevansi, dan 3 keaslian. Penilaian hasil karya 8merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu sepertihasil karya seni, misal lukisan, gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi 1 tahappersiapan pemilihan dan cara penggunaan alat, 2 tahap proses/produksi prosedur kerja, dan 3tahap akhir/hasil kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru dapat memberikan penilaianpada pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui 1adopsi, 2 modifikasi, atau 3 difusi Depdiknas, 2008. Kaidah penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut. Materi, soal harus sesuai denganindikator menuntut tes perbuatan kinerja, hasil karya, atau penugasan. Pertanyaan dan jawabanyang diharapkan harus sesuai. Materi sesuai dengan kompetensi urgensi, relevansi, kontinuitas,keterpakaian sehari-hari tinggi. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atautingkat kelas. Konstruksi, menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban perbuatan/praktik. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. Disusun pedoman gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan Rumusan kalimat soal komunikatif. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yangbaku. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salahpengertian. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Rumusan soal tidakmengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan peserta didik Depdiknas, 2008.Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikandan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang menulis butir soal, perhatikan terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan penugasan merupakan penilaian tugas meliputi pengumpulan, pengorganisasian,pengevaluasian, dan penyajian data yang harus diselesaikan peserta didik individu/kelompok dalamwaktu tertentu. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi kemampuan 1 pengelolaan, 2relevansi, dan 3 keaslian. Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didikdalam membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan, gambar, patung,dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi 1 tahap persiapan pemilihan dan cara penggunaanalat, 2 tahap proses/produksi prosedur kerja, dan 3 tahap akhir/hasil kualitas serta estetika hasilkarya. Di samping itu, guru dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancangbangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui 1 adopsi, 2 modifikasi, atau 3 beberapa jenis alat ukur yang bisa digunakan guru untuk mengakses kemampuanataupun keberhasilan belajar peserta didik. Alat ukur tersebut bisa berupa tes dan non-tes. Alat ukurtes memberikan jawaban benar dan salah, sebaliknya non tes tidak. Alat ukur tes terdiri dari tespilihan ganda, benar salah, menjodohkan, esai, projek, dan kinerja. Sedangkn non-tes terdiri daripedoman observasi, inventori, wawancara, kuisioner/angket, sosiometri, otobiografi, studidokumenter, studi kasus. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam kontruksi alat ukurtersebuat adalah 1 menentukan tujuan pengukuran, 2 menentukan sasaran ukur, 3 membuat blueprint, 4 kartu soal, 5 analisis kualitatif, 6 revisi I, 7 uji coba empirik, 8 revsi II, dan merakit PustakaAnastasi. Anne and Urbina, Susana. 1997. Psicoholological Testing. Seventh Edition. New JerseyPrentice-Hall, dan Krathwohl, 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Asessing ARevision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A Bridged Edition. New YorkAddison Wesley Longman, 2008. Panduan Penulisan Butir Soal. Departemen Pendidikan Nasional, DirektoranJendral Manajemen Pendidikan Dasar dan C. H. 1975. “A Quantitative Approach To Content Validity,†A Paper Presented at ContentValidity, a Conference Held at Bowling Green, State University, July 18, Anthony J. 1996. Educational Assessment of Students, Second Edition. Ohio Merrill an imprintof Prentice Hall Englewood J. Gregory. 2000. Psichological Testing History, Principles, and Applications. Toronto Allynand Bacon. ... Analisis kualitatif meliputi analisis validasi isi ketepatan materi yang diukur dalam tes dan analisis validasi konstruksi ketepatan konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes. Dalam melakukan penelaahan setiap butir soal, penelaah perlu mempersiapkan bahan-bahan penunjang seperti kisi-kisi tes, kurikulum yang digunakan, buku sumber, dan kamus bahasa Indonesia Mahendra et al., 2020. Namun, Azwar dalam Utomo, 2019 menegaskan bahwa Kedua tipe validitas tersebut dikatakan memiliki hasil yang layak/relevan jika pengujiannya telah melalui analisis rasional oleh panelis yang berkompeten atau expert judgment. ...Syarif RizaliaAndi Nuranissa SyamNourma YulitaThe purpose of this study aims is analyzing the content validation, construction validation, and the distribution of cognitive types of learning outcome tests made by the biology teacher of MAN Sekota Kendari in the odd semester of the 2017/2018. This research was conducted at MAN 1 Kendari and MAN Insan Cendekia Kendari. The ex post facto method was used in this research. The sample in this study was a test of biology learning outcomes at MAN Sekota Kendari grade X, XI, and XII in the odd semester of the 2017/2018. The data source in this study was the biology teacher. The instrument used in this research is the qualitative analysis sheet of the correlation test of learning. The data from this research were processed using descriptive analysis techniques. The results showed that in terms of content validation, the percentage of scores for grade X, XI, and XII in all basic competencies of biological material was categorized as very good. In terms of construct validation, the percentage of scores in class X and XII has a very good category and a good category, while class XI is categorized as very good. Furthermore, the comparison of the distribution of the cognitive type of learning result test was not good, namely so it can be concluded that the learning result test made by the biology teacher of MAN Sekota Kendari was correct in terms of its manufacture in terms of content and construct studies, but not yet. Precise in measuring the distribution of cognitive types of each question that is not yet ideal. Therefore, it is hoped that the biology teacher of MAN Sekota Kendari will also pay attention to the cognitive types on the tests that have been made in order to effectively and efficiently measure students' learning outcomes of biology. Keywords learning outcomes test, biology teacher. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif validasi isi, validasi konstruksi, dan penyebaran tipe kognitif tes hasil belajar buatan guru biologi MAN Sekota Kendari pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Kendari dan MAN Insan Cendekia Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode expost facto. Sampel dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi MAN Sekota Kendari kelas X, XI, dan XII semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru biologi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar analisis kualitatif korelasi tes hasil belajar. Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi validasi isi, persentase perolehan skor kelas X, XI, dan XII di semua komptensi dasar materi biologi terkategori sangat baik. Dari segi validasi konstruk, persentase perolehan skor di kelas X dan XII memiliki kategori sangat baik dan kategori baik, sedangkan kelas XI terkategori sangat baik. Selanjutnya, perbandingan penyebaran tipe kognitif tes hasil belajar belum baik mengikuti ketentuan yaitu sehingga dapat disimpulkan tes hasil belajar buatan guru biologi MAN Sekota Kendari sudah tepat dari segi pembuatannya ditinjau dari kajian isi dan konstruk, namun belum tepat dalam mengukur penyebaran tipe kognitif setiap soal yang belum ideal. Oleh karena itu, diharapkan guru biologi MAN Sekota Kendari juga memerhatikan tipe kognitif pada tes yang telah dibuat agar dapat mengukur secara efektif dan efisien hasil belajar biologi siswa. Kata Kunci tes hasil belajar, guru biologiC. H. LAWSHECIVIL rights legislation, the attendant actions of compliance agencies, and a few landmark court cases have provided the impetus for the extension of the application of content validity from academic achieve- ment testing to personnel testing in business and industry. Pressed by the legal requirement to demonstrate validity, and constrained by the limited applicability of traditional criterion-related methodologies, practitioners are more and more turning to content validity in search of solutions. Over time, criterion-related validity principles and strate- gies have evolved so that the term, "commonly accepted professional practice" has meaning. Such is not the case with content validity. The relative newness of the field, the proprietary nature of work done by professionals practicing in industry, to say nothing of the ever present legal overtones, have predictably militated against publication in the journals and formal discussion at professional meetings. There is a paucity of literature on content validity in employment testing, and much of what exists has eminated from civil service commissions. The selectipn of civil servants, with its eligibility lists and "pass-fail" con- cepts, has always been something of a special case with limited trans- ferability to industry. Given the current lack of consensus in profes- sional practice, practitioners will more and more face each other in adversary roles as expert witnesses for plaintiff and defendant. Until professionals reach some degree of concurrence regarding what con- stitutes acceptable evidence of content validity, there is a serious risk that the courts and the enforcement agencies will play the major determining role. Hopefully, this paper will modestly contribute to the improvement of this state of affairs 1 by helping sharpen the content ' A paper presented at Content Validity 1, a conference held at Bowling GreenAnastasiAnneSusana UrbinaAnastasi. Anne and Urbina, Susana. 1997. Psicoholological Testing. Seventh Edition. New Jersey Prentice-Hall, Penulisan Butir Soal. Departemen Pendidikan Nasional, Direktoran Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepdiknasDepdiknas, 2008. Panduan Penulisan Butir Soal. Departemen Pendidikan Nasional, Direktoran Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
yangmenarik. Rubrik-rubrik yang disajikan di dalam buku ini, telah kami rancang agar mampu mendorong Anda untuk aktif dalam setiap rangkaian proses pembelajaran. Adapun sistematika yang terdapat dalam buku ini di antaranya sebagai berikut. 1. Pengantar. Bagian ini terdapat pada awal setiap bab, fungsinya untukJanuary 14, 2022 1259 am . 9 min read Mereview buku menjadi salah satu kegiatan yang cukup menyenangkan bagi sebagian orang. Selain bisa mengetahui lebih dalam isi dari buku juga bisa berbagai informasi menarik. Namun perlu kamu tahu, cara mereview buku itu bukan perkara yang mudah lho. Selain kamu harus suka dengan kegiatan ini, ketelitian dalam pembuatan review juga jadi bahan pertimbangan penting orang lain yang membaca ulasan review kamu. Jadi sangat penting banget untuk diperhatikan kualitasnya ketika kamu akan mereview sebuah buku. Karena orang lain pasti akan gunakan hasil review kamu sebagai acuan untuk menilai buku tersebut. Harusnya, orang yang mereview buku itu adalah orang yang memang punya kapasitas khusus dan paham dengan baik isi dari buku yang ia review. Apa Itu Review Buku? Review buku adalah sebuah kegiatan meninjau dan memberikan penilaian pada sebuah buku dari sisi kualitas isi buku tersebut yang dilakukan secara ilmiah dan objektif. Review buku juga bisa disebut sebagai ulasan atau komentar seseorang akan kualitas dari isi buku yang di review. Siapa saja bisa melakukan reivew buku selama ia suka dengan kegiatan ini. Karena dalam penilaian buku tidak perlu ada bukti legalitas pendidikan. Meski dalam tingkat lanjut, kegiatan mereview buku ini harus dilakukan secara profesional dan orangnya harus punya kredibilitas yang memadai. Hal paling penting yang perlu dilakukan ketika mereview sebuah buku adalah objektif dan tidak berusaha untuk melihatnya dari sisi negatif dan kekurangan bukunya saja. Tapi bisa memberikan referensi dan pengetahuan tentang buku itu kepada pembaca. Syarat Agar Bisa Mereview Buku Setiap orang bisa mereview buku selama ia memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat agar bisa mereview sebuah buku, di antaranya adalah Suka membaca bukuPunya pengetahuan tentang topik buku sejenisMenyelesaikan membaca bukuMembaca buku yang di review lebih dari 1 kaliMemahami isi keseluruhan bukuPengalaman membaca buku sejenisMemiliki media untuk terbitkan hasil review Minimal kamu punya kapasitas ini saja, maka kamu sudah bisa memberikan komentar atau review buku tersebut. Jika belum, sebaiknya jangan karena bersangkutan dengan reputasi pengarang buku dan kredibilitas kamu sebagai orang yang mereview. Struktur Review Buku Penulisan review buku dilakukan dengan menggunakan format khusus. Hal ini bertujuan agar memudahkan pembaca dalam membaca informasi yang kamu berikan. Format yang digunakan ini memang tidak baku. Kamu bisa sesuaikan dengan kebutuhan saja, namun elemennya jangan sampai kurang dari format review buku berikut Menuliskan Identitas BukuDaftar Isi & SinopsisHal-hal yang disukai dari isi bukuTeknik penulis dalam menuliskan bukuPenilaian terhadap bukuKesimpulan Pentingnya Mereview Buku Kamu mungkin tahu kan kalo apa pun itu bisa di review. Film ada tukang riviewnya, produk juga ada, nah begitu juga dengan buku. Review ini sangat penting lho, terutama bagi penulis dan penerbit buku itu sendiri. Paling pentingnya sih bagi penulis dan literasi bangsa ini. Nah kalo bagi orang yang mereview bukunya ada manfaatnya nggak? YA sudah tentu dong itu mah yang paling utama. Bagi kita yang mereview pun sudah pasti akan dapat banyak banget keuntungannya. 1. Memberikan Referensi Kepada Pembaca Dengan adanya hasil rewview, maka orang yang akan membaca buku tersebut bisa membaca reviewnya terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka akan dapatkan referensi terbaik untuk memahami buku tersebut. 2. Sebagai Koreksi Bagi Penulis Penulis pun bisa mendapatkan manfaat dengan adanya review ini. Dia bisa tahu bagaimana karya tulisnya di mata orang lain yang mereview. Jika ada hal yang kurang baik, dia bisa memperbaikinya di karya lainnya. Ini akan sangat bermanfaat sekali bagi para penulis. 3. Menjadi Media Pengembangan Buku Review buku biasanya akan dipost di media tertentu. Nah, hal ini sangat bermanfaat bagi penulis dan juga penerbit lho. Karena hal ini bisa menjadi media promosi gratis untuk pengembangan buku kedepannya. Tentu dengan review ini ada banyak orang yang pasti akan tahu dengan buku yang di review. 4. Memperkuat Ingatan Bagi penulis sendiri, mereview buku itu memberikan manfaat yang banyak lho. Salah satunya, bisa memperkuat ingatan penulis. Karena kita akan baca tulisan dari keseluruhan buku dan juga mengingat setiap bagiannya agar bisa membuat review yang lengkap. 5. Meningkatkan Kemampuan Menulis Dengan melakukan review, secara tidak langsung kamu sedang mengasah kemampuan menulis. Kamu mencoba menyampaikan sebuah opini kamu tentang sebuah buku melalui tulisan. Jika kamu lakukan secara berulang dan rutin, maka tulisan kamu akan lebih bagus dan menarik. 6. Menjadi Dukungan Positif Bagi Penulis dan Penerbit Secar tidak langsung, ketika kamu mereview sebuah buku artinya kamu sudah mendukung dan bantu mengembangkan buku tersebut. Literasi Indonesia akan jauh lebih baik jika mayoritas orang melakukan hal yang sama. Cara Mereview Buku yang Benar Proses review buku tidak hanya mengupas bagian luar dari buku itu saja, tapi lebih kepada pembedahan isi dari buku. Menceritakan apa yang kamu temukan dari dalam buku adalah hal yang memang seharusnya kamu suguhkan kepada pembaca review. Banyak banget yang mereview buku namun hanya menampilkan bagian luar dari bukunya saja. Alhasil, ketika ada orang yang membaca review tersebut, mereka tidak bisa menemukan hal yang seharusnya mereka temukan. Bagian paling sering orang lakukan ketika mereview sebuah buku biasanya hanya membahas tentang alur, tokoh, karakter, plot, gaya bahasa saja. Sedangkan bagian topik, struktur, majas, juga unsur ekstrinsiknya jarang sekali di kupas dengan baik. Padahal pembaca butuh itu lho agar mereka bisa memahami lebih dalam dari apa yang kamu sampaikan dalam review buku tersebut. Agar bisa menghasilkan kualitas revivew yang bagus, kamu bisa ikuti langkah-langkah cara mereview buku seperti berikut 1. Tulis Bagian Penting Buku Ketika kamu mereview sebuah buku, jangan lupa untuk mencatat setiap bagian penting dari buku tersebut. Ini akan bantu mempermudah kamu nanti ketika akan menuliskan review. Meski kamu punya ingatan yang kuat, namun mencatat bagian penting dari buku adalah bagian yang paling penting. Tulis bagian isi buku yang menurut kamu paling menarik, jangan lupa tuliskan juga halamannya gar mudah saat kamu akan melihatnya lagiTuliskan hal yang membuat buku itu lebih menarik dari buku lainApa yang membedakan buku itu dengan buku lainTuliskan ciri khas buku tersebutTuliskan bagaimana perasaan kamu saat membaca buku tersebutTuliskan kutipan menarik jika ada, danLain-lain Hal-hal ini harus kamu tulis ketika kamu sedang membaca buku yang kamu review agar lebih akurat dan lebih mudah kamu buat review nantinya. 2. Telusuri Lebih dalam Tentang Buku dengan Pertanyaan 5W+1H Untuk memperdalam dan memperbanyak bahan untuk mereview buku tersebut, kamu tentu tidak hanya cukup dengan membuat catatan kecil saja. Coba deh kamu perkaya pengetahuan kamu tentang buku tersebut dengan menelusurinya lebih dalam dengan menggunakan pertanyaan 5W 1H seperti para wartawan untuk menemukan jawaban pasti dan akurat dari sebuah kasus. Apa? Apa relevansi dari buku tersebut dengan diri kamu dan masyarakat sekitar khususnya orang IndonesiaMengapa? Cari tahu apa alasan penulis memilih tema tersebut untuk dijadikan buku, temukan jawabannya secara spesifikKapan? Kapan buku tersebut diterbitkan dan kenapa harus tahun tersebutSiapa? Siapa orang yang menulis artikel tersebut dan apa latar belakang penulisDi mana? Cari tahu lokasi penulis dan di mana dia membuat buku tersebutBagaimana? Bagaimana proses saya menyampaikan isi dari buku ini kepada pembaca Tuliskan semua jawabannya dengan baik dan spesifik. 3. Komparasikan dengan Tulisan Sejenis Untuk memberikan data yang lebih lengkap, kamu mungkin butuh data tambahan untuk membuat review yang lebih bagus dan lengkap serta informatif. Kamu lakukan komparasi antara buku yang kamu baca tersebut dengan buku sejenis. Kamu bisa cari saja buku seperti ini di internet untuk dapatkan dengan lebih mudah. Cari informasi terkait pembahasan buku tersebut di internet, siapa tahu sudah ada yang pernah melakukan review buku tersebutBaca karya tulisan lain dari penulis yang samaCari tahu siapa editornya, kalo perlu ajak berbincangCari forum diskusi buku di media sosial 4. Tentukan Tempat Review yang Tepat Ini adalah bagian penting yang harus kamu perhatikan dari cara mereview buku. Tempat yang akan kamu gunakan untuk membuat review buku ini akan berpengaruh pada sudut pandang dan cara reviewnya. Di samping itu, setiap platform atau tempat review yang kamu pilih akan menentukan jenis konten dan cara penulisan reviewnya. Saya sendiri sih lebih suka melakukan review di blog saja, karena bisa berkreasi lebih bebas. Kamu mah bisa pakai media apa saja yang kamu mau. Jika kamu pilih platform yang berbeda, maka setidaknya yang akan kamu butuhkan kurang lebih seperti ini Review di media sosial Facebook, Instagra, Twitter, DLL Teks, Gambar dan VideoReview di situs blog Teks yang lebih panjang dengan penulisan yang lebih terbuka dan lengkap, video dan fotoReview melalui PodCast Script teks, audio, video jika perluReview melalui channel YouTube Video, script 5. Tuliskan Semua Bahan Review Jika tahapan 1-4 sudah selesai, maka langkah cara mereview buku berikutnya yang harus kamu lakukan YA tinggal menuliskan semua bahan tersebut menjadi sebuah data review yang lengkap dan informatif. Tuliskan dengan lengkap semua bahan tersebut hingga menjadi informasi yang bisa dicerna dengan baik oleh pembaca review nantinya. Tuliskan dulu identitas buku dan juga blurbKemudian ceritakan apa yang menarik dari buku tersebutCeritakan juga apa yang kurang menarik dari isi bukuTuliskan saran perbaikan agar jadi bahan masukan positif bagi penulisTuliskan kesimpulan atau ajakan untuk membaca buku tersebutTerakhir, beri penilaian terhadap buku tersebut bisa berupa rating bintang ataupun berupa angka Jika sudah tersusun dengan baik dan rapi, kamu harus baca ulang tulisan review kamu ini. Perhatikan lagi apakah ada bagian yang terlewat atau tidak. Cari tahu juga adakah bagian yang dilebih-lebihkan atau tidak. Pastikan sudah sesuai dengan fakta nyata di lapangan. Tempat Posting Hasil Review Buku Di atas sudah disinggung bahwa tempat menerbitkan buku ini penting diperhatikan. Karena akan menentukan jenis bahan yang akan kita kumpulkan. Beda media yang digunakan untuk mereview buku maka beda pula bahan yang akan kita gunakan. Walaupun secara garis besar pasti akan terpakai, namun persiapan dan pencarian materinya pasti berbeda-beda. Tempat yang bisa digunakan untuk publikasikan hasil review buku ini mulai dari blog pribadi, blog khusus review, Channel Youtube, Akun Facebook, Twitter, Instagram atau pun menggunakan Podcast. Semua tempat ini bisa kamu gunakan untuk menerbitkan hasil review buku kamu. Namun bahannya pasti berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa cara mereview buku itu dimulai dari analisa dan pencarian datanya terlebih dahulu. Kemudian dilakukan penentuan tempat review yang tepat dan mulai tuliskan hasil reviewnya. Kamu bisa mulai dengan menuliskan identitas buku yang kamu review hingga kamu terbitkan di media yang sudah kamu pilih tadi. Semudah itu sebenarnya membuat review buku itu. Bagian tersulitnya adalah pada saat proses pengumpulan bahan dan data. Penilaianadalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama yakni program pendidikan, proses belajar mengajar dan hasil-hasil belajar.
5 Bagian penting resensi sebuah buku – Apa itu resensi buku? Jawaban pertanyaan ini harus paham terlebih dulu sebelum melakukan resensi terhadap sebuah buku. Oke broo, resensi buku adalah kegiatan bersifat ilmiah berupa pertimbangan, tanggapan, ulasan dan penilaian terhadap sebuah buku. Ilustrasi gambar mungkin memberikan tugas kepada siswa untuk meresensi sebuah buku bacaan fiksi maupun non jarang murid mengalami kesulitan dalam membuat tugas resensi buku dari penyebab kesulitan meresensi buku, kali ini saya akan membahas bagian-bagian penting resensi sebuah meresensi isi sebuah buku, ada bagian-bagian tertentu yang perlu diberikan tanggapan dan hal ini, bagi siswa di sekolah ada 5 bagian penting dalam meresensi isi sebuah buku. Bagian-bagian itulah yang akan saya ulas kali ini, yang telah saya rangkum dibawah ini fisik buku Bagian fisik buku dikemukakan pada bagian awal resensi. Hal-hal yang dicantumkan pada bagian fisik buku mencakup judul, penulis/editor, penerjemah jika buku terjemahan, penerbit, tebal buku bagian awal + bagian inti. isi buku Ulasan isi buku mencakup hal-hal penulisan buku Tujuan penulisan buku terdapat pada bagian kata pengantar atau terdapat pada bagian pendahuluan umum Isi umum buku terdapat pada daftar isi dan pendahuluan kualitas isi Kualitas isi buku disampaikan dengan membandingkannya dengan buku lain, baik yang ditulis oleh pengarang yang sama maupun pengarang lain. Bahasa buku diulas dalam resensi karena berhubungan dengan pemahaman terhadap isi buku merupakan media untuk menyampaikan pesan. Oleh sebab itu, bahasa menjadi salah satu unsur penting dalam resensi sebuah buku. Organisasi buku berkaitan dengan cara-cara pengaturan ide buku diulas dari segi kepaduan, urutan dan lain-lainnya. Latar belakang penulis juga menjadi sorotan penting, terutama latar belakang pengetahuan dan kreativitas penulis. Perlu diingat, bahwa tidak semua aspek atau bagian buku diulas oleh aspek yang diulas umumnya dibatasi pada bagian yang menarik atau menonjol dan menurut pertimbangan si penulis resensi. Untuk itu, penulis juga membandingkannya dengan pengarang dan buku yang sejenis. *Penulis Denis Pahlevi
Padaprinsipnya ujian keterampilan berbicara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara, bukan menulis, maka penilaian keterampilan berbicara lebih ditekankan pada praktik berbicara.Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan tertentu perlu ada penilaian. Penilaian yang dilakukan hendaknya ditujukan pada usaha perbaikan prestasi siswa sehingga menumbuhkan motivasi pada pelajaran
PHPutih H 16 Januari 2022 03:21 Meresensi buku dapat dapat di artikan berikut ini kecuali A.memberikan penilaian terhadap bukuB.mengungkap kembali isi bukuC.menunjukan isi kelebihan dan kekurangan bukuD.menyandur dan mengubah isi buku dalam bentuk lain Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 593 1 Jawaban terverifikasi FS F. Siregar
Penilaian terhadap buku dilakukan pada bagian berikut,kecuali.. dan kreativitas penulisan ide dan tulisan yang digunakan wajah buku layout buku bukuMaaf kalo salah!! JawabanPenjelasanD. penerbit buku
b Penilaian Pengetahuan. Aspek pengetahuan biasanya dinilai dengan cara-cara seperti di bawah ini : 1) Tes tulis. Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap bisa dilakukan.- Ωዬаηа ጴбፅсθζотуպ էмиςօнтո
- От σαնа յоժεձኤχሁቄа
- Νիኝоγጵсаሳኘ ሧикрιслθ τοхиχу
- Оςոտеኺ ιሻи ю